Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/66

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Karena, ia pasti tidak akan tahan. Bukan berarti ia tidak senang memiliki seorang saudara kembar. Ia bahkan bangga terlahir sebagai anak kembar. Sebab, kelahiran bayi kembar adalah sesuatu yang jarang. Mereka dulu pernah menikmati saat-saat indahnya menjadi seorang kembaran.

Sewaktu kelas dua SMP, diadakan ujian praktik lari jarak pendek. Hilda sedari tadi terus menggigit kukunya. Hal ini biasa ia lakukan saat cemas. Melihat gelagat saudara kembarnya itu, Helen mendekatinya. Hilda berkata bahwa ia tidak bisa berlari. Dan nilainya pasti akan jelek sekali. Helen merasa perlu menolong. “Begini saja. Bukankah Bapak ini tidak bisa membedakan kita? Aku akan menggantikanmu berlari. Tetapi, kamu harus berjanji besok menolongku ujian matematika.” Hilda pun mengangguk setuju. Tak ada seorang pun yang tahu Helen menggantikan Hilda berlari. Tetapi, esok harinya, ada sebuah kecelakaan kecil yang terjadi saat ujian matematika.

Helen dan Hilda duduk bersebelahan. Dan soal yang diberikan guru berbeda untuk setiap kolom. Helen mengerjakan soal A dan Hilda mengerjakan soal B. Hilda mengerjakan soalnya dengan cepat agar dapat mengerjakan soal Helen.

Helen menukar kertasnya dengan kertas Hilda. Saat hendak mengembalikan kertas Helen, tiba-tiba tertangkap oleh ibu guru. Hilda ditegur dengan suara tinggi dan ia terbata-bata menjawab, “... anu, Bu. Saya...., saya memaksa ia menukarjawabannya dengan saya. Mungkin ada soal yang sama agar dapat saya contoh..”

Ibu guru tampak tidak percaya. Jantung Helen berdebar hebat. Bagaimana tidak, alasan Hilda itu jelas-jelas tidak masuk akal. Mana mungkin, Hilda, anak nomor satu di kelas mencontek kepada Helen yang nilai matematikanya paling tinggi hanya enam. Setelah didesak terus oleh ibu guru, Hilda pun menangis. Tetapi, ia tidak mengubah pengakuannya. Helen jadi tidak tahan melihat Hilda menangis dan ia mengaku bahwa ia dan Hilda bertukar peran saat pelajaran olahraga dengan imbalan Hilda membantunya saat ujian matematika. Sebenarnya, Helen tidak bersungguh-sungguh dengan imbalan itu. Ja hanya ingin menolong Hilda. Itu saja.

54