Namun, Helen menjadi ragu. Hari ini bukan saja hari ulang tahunnya. Tetapi, juga ulang tahun Hilda karena mereka kembar. Selama ini Nenek selalu berlaku adil pada mereka. Jadi, tidak mungkin Nenrk hanya memberi Helen.
Hilda berpendapat lain. Menurutnya, Nenek mungkin sengaja membeli satu boneka agar dapat dipakai bersama-sama. Batin Helen masih tak menerima. Kalau begitu, mengapa di paket itu hanya ada namanya. Biasanya, jika Nenek mengirim hadiah lewat paket, nama penerimanya adalah Hilda dan Helen. Dan lagi, Nenek biasanya mengirimkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya, baju hangat rajutan sendiri atau buku-buku ensiklopedia dan bahkan, uang saku. Karena tidak yakin, ia memutuskan untuk menelepon nenek dan menanyakan perihal paket merah ini. Dan juga hendak berterima kasih, jika memang nenek yang mengirim paket untuknya.
Setelah beberapa menit berbicara di telepon, Helen justru tambanh bingung. Nenek mengaku tidak mengirim apa-apa untuk ulang tahun cucu kembar beliau tahun ini. Beliau bahkan, minta maaf karenanya.
Hilda dapat melupakan soal paket misterius itu dengan cepat. Menurutnya, paket itu memang dtujukan untuk Helen. Tak jadi soal, siapa yang mengirimnya, "toh, kamu tidak mengambil hak orang lain," katana pula.
Tentu saja hal ini amat mengganggu. Helen ingin sekali berterima kasih, tetapi tak tahu kepada siapa. Mungkinkah seorang pengagum rahasia? Seseorang yang menyukainya dari libuk hati yang paling dalam. Namun, malu mengungkapkannya. Seandainya, ia memang benar-benar ada. Atau, mungkin si pengirim misterius ini hanya ulah teman-teman dekatnya yang usil. Ia terus menduga-duga, tetapi selalu saja ada yang menyanggah. Dan dua minggu setelah itu, ia sama sekali lupa soal paket-paket itu. Ia kembali kepada rutinitasnya sehari-hari. Sekolah, les, menyelesaikan tugas-tugas rumah, dan menempel dengan Hilda.
Sebenarnya, ia tidak benar-benar menempel dengan Hilda. Mereka tidak kembar siam, seperti Laden dan Laleh Bijani. Ia benar-benar bersyukur untuk hal yang satu ini.
53