Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Sedikit?”

Rogan tak mengacuhkan. Dipacunya langkah menye- berangi halaman rumah yang berkerikil. Melewati jalan setapak menurun yang dipagari cemara-cemara rindang. Pada akhirnya sebuah bus desa membawanya ke pabrik tempat ia bekerja.

Bus melaju kencang di atas aspal yang basah dan licin. Bunyi ban-ban besar berdecit mengisi ruang dengar Rogan. Tiba-tiba ia ingat janjinya untuk membelikan sweater baru di hari ulang tahun Allen bulan depan.

Langit pagi bulan November yang basah mengembang. November....

***

Perapiannya padam, Allen!”

“Ah! Mungkin kayu bakarnya habis. Gelap sekali di sini. Anny, ada korek api di dekatmu?”

“Sebentar! Nah, ini dia! Aw!”

“Ada apa?”

“Kepalaku terbentur meja, Allen!”

Korek api di tangan Anny menyala. Segera gadis itu memasang lampu minyak yang menggantung di dinding sambil mengusap dahinya. Allen mendesah panjang. Hujan deras sekali di luar sana. Angin ribut mengetuk-ngetuk jendela dan berisik bukan main, Allen membelit lehernya dengan sepotong syal yang sama sekali tidak menghangatkan tubuhnya.

“Menurutmu, ke mana kakakku malam-malam begini?”

Anny mendongak. Sedari tadi ia tengah berkutik dengan bulu-bulu lembut Pruce, kucing Persia gemuk miliknya.

“Ha?”

“Rogan! Menurutmu, ada di mana dia?”

“Dia bilang apa padamu?”

“Kerja.”

“O...mungkin dia ambil kerja part time, kali!”

“Tapi aku lihat dia bersama teman-temannya.”

Kali ini Anny angkat bahu. Sebenarnya tidak berguna juga bertanya pada putri pemilik peternakan itu. Ja sama sekali tidak bersekolah.

26