Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/142

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Benda-benda langit mulai bermunculan. Bintang-bintang menyinari bumi serta bulan sabit yang seolah-olah berkata, “Nikmatilah malammu ini dengan kegiatan yang paling berharga. Tetapi, Stephen merasa cemas dengan keadaan Joy. Joy belum kembali ke rumah Stephen. Padahal, setiap selesai waktu minum teh, dia telah sampai di rumah Stephen. Padahal, Stephen telah menelepon Ketrin dan Albert untuk menanyaikeberadaan Joy. Tetapi, mereka tidak mengetahui di mana Joy sekarang. Sementara itu, Ketrin dan Albert akan pergi ke rumah Stephen untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi Joy.

Ketika Ketrin dan Albert sampai di rumah Stephen, ternyata Stephen telah menunggu kedatangan mereka dari tadi. Stephen mengajak mereka ke taman belakang rumah untuk menceritakan semuanya dan Stephen pun mulai menceritakan permasalahan yang dihadapi Joy dari awal sampai akhir.

Hal itu membuat kedua temannya tercengang dan merasa khawatir akan keadaan Joy sekarang.

“Lalu, bagaimana dan apa yang harus kita lakukan sekarang?”

Kita kan nggak tahu Joy sekarang ada di mana?” tanya Albert.

Yang harus kita lakukan sekarang adalah kita harus ke rumah Joy, mana tahu dia ada di situ,” pikir Ketrin.

Kalau dia berada di rumahnya paling tidak dia sudah menelepon ke rumahnya. Kata pembantunya, setelah selesai minum teh tadi, dia langsung pergi ke rumahku.

Jangan-jangan ia ditangkap polisi ketika Joy melewati jalan terlarang itu,” kata Albert spontan.

“Jangan ngawur, kau, Joy tidak mungkin melewati jalan itu. Dia takut kalau tertangkap polisi.

Mungkin saja, kok, Joy itu anaknya ingin melakukan segala sesuatu yang kita katakan terlarang,” tambah Ketrin.

“Mungkin saja,” jawab Stephen.

Sekarang kita coba mencari Joy ke situ dan kalau memang ditangkap polisi, kita harus menolongnya.”