Halaman:Asmara Moerni.pdf/17

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

doeng dalam hatinja. Meskipoen begitoe tidak selamanja ia berhasil dalam memerangi serangan panahnja Amor itoe. Sekali waktoe hal ini ketahoean oléh adiknja, Nji R. Partiah.

Dengan ema'nja Tati sedang berada di belakang roemah, dipinggir soemoer dekat dapoer. Tati sedang mentjaboeti boeloe ajam jang habis dipotong. Ema'nja Tati tidak djaoeh dari sitoe mentjoetji pantji dan perabot dapoer.

Diloear doega'an Tati dan ema'nja Dr. Pardi pelahan-pelahan mendekati dan doedoek tidak djaoeh dari itoe doea perempoean.

„Apakah jang kau sedang kerdjakan Tati ?” ia tanja.

„Tjaboeti ajam, dokter”, djawabnja gadis désa itoe.

„Saja rasa jang ditjaboeti boekan ajam, tetapi boeloenja. Boekankahı begitoe ?”

Tati manggoet dengan agak maloe. Dr. Pardi mentjari lain perkata'an soepaja dapat meneroeskan beromong-omong.

„Kasian betoel ajam dipotong”, ia kata dengan sedikit golèngkan kepalanja boeat mengoeatkan perasaan jang terkandoeng dalam perkata'annja itoe.

„Dokter”, kata ma' Atjih, „di sini tjoema ajam jang dipotong, kalau dokter, orang jang dipotong”.

Dr. Pardi ketawa, Tati membetoelkan kekeliroean oetjapan ema'nja. „Ema', djikalau dokter memotong orang, perloenja soepaja semboeh dari penjakitnja”.

„Itoe benar sekali”, kata Dr. Pardi, girang mendapat pembela'an. „Apakah saja dapat membantoe kau Tati ?”

15