49
jang menghadapi krisis jang sebesar-besarnja sekarang ini. Agama harus mentjari dasar-dasarnja kembali, kalau ia mau mempertahankan kedudukannja dalam dunia sekarang ini. Hingga sekarang memang agama memberikan nilai2 kebudajaan. Tetapi berhubung dengan pertumbuhan kebudajaan, sekarang disetiap negara banjak agama; malahan di Djakarta sekalipun kadang2 dalam satu rumah terdapat lebih dari satu agama. Tiap2 agama mengatakan bahwa kebenarannja mutlak. Melihat tiap agama mengemukakan kemutlakan kebenarannja itu, dengan sendirinja orang mendjadi sangsi, oleh karena terlampau banjak agama2 itu bertentangan sesamanja, masing2 mengaku kebenaran jang terachir dan mutlak. Berdasarkan pikiran2 inilah maka pada salah satu pertemuan di Brussel telah saja kemukakan, bahwa bilamana agama itu mau menduduki kembali tempat đidunia ini sebagaimana dahulu, hendaklah ia berani menjelami dasar-dasarnja kembali. Hanja pada tingkat2 sedjauh itu agama dapat kembali membawa nilai2 jang dapat memimpin peri kemanusiaan jang penuh dengan pertentangan sekarang ini. Tentang ini saja merasa girang sekali, bahwa antara golongan2 agama Keristen sudah mulai diusahakan mentjari pertemuan kembali antara sesama mereka ; demikian djuga menggirangkan, bahwa di Kairo orang Islam dan orang Keristen telah mulai mau membitjarakan soal2 agama. Itu adalah gedjala2 jang baik dalam masa sekarang ini.
Saja rasa tjukuplah sekian tentang hal jang sebenarnja bukan pertentangan akan tetapi hanja tambahan berhubung dengan uraian Saudara Hamka itu.
Tentang uraian Saudara Siagian, pertama saja hendak melenjapkan suatu salah-faham berhubung dengan dalil bagian kedua, dimana saja menjebutkan iktikat orang jang mentjiptakan dan orang jang membatja.
Saudara Siagian membatjanja ,,etiket", sehingga timbul salah-faham itu, sedangkan isi uraiannja tak berbeda dengan maksud saja.
Saja mengakui bahwa saja sesungguhnja tidak berbitjara tentang etik individu; saja berbitjara tentang ketjabulan ialah da-
Apakah Batjaan Tjabul?
4