Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/53

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Suatu hari mereka bermain di hutan lagi. Kali ini mereka bermain petak umpet. Randhi yang menjaga. Diah berlari jauh masuk ke hutan. Diah bersembunyi di balik sebuah batu. Dia tertawa kecil. Dia berpikir pasti Randhi tidak bisa menemukannya. Dia menunggu dengan sabar.

Sementara itu, Randhi mencari Diah. Dia berteriak-teriak memanggil Diah. Diah tidak mendengar karena jarak mereka yang jauh. Randhi terus mencari dan mencari. Tak terasa hari telah sore. Diah yang bersembunyi mulai cemas dan ketakutan. Dia merasa tidak dapat bangkit dari tempat dia sembunyi. Tak lama kemudian, dia mulai menangis tersedu-sedu.

"Ketemu," terdengar suara Randhi. Diah mendongkakkan wajahnya. Terlihat wajah berseri-seri Randhi yang bercucuran keringat. Wajah Diah mulai terlihat lega dan berseri-seri.

"Iya." Ucapnya dengan senyum termanisnya.

"Diah?" Terdengar suara seseorang memanggilnya.

"Ya, saya sendiri," jawab Diah ragu. Keningnya berkerut. Ternyata seorang suster yang memanggilnya. Dia membawa sebuah kotak kado besar di tangannya.

"Ada kiriman dari Pak Randhi. Dia minta agar kamu memakai baju yang ada di dalam ini ke pamerannya. Ada sopir yang menunggu di bawah,” kata suster tadi dengan suara tenang tetapi mengandung makna.

"Ba, baiklah," kata Diah ragu.

'Randhi? Sejak kapan dia menjadi suka hal-hal misterius seperti ini?' Pikir Diah aneh. Tetapi dia menikmati rasa penasaran yang dirasanya.

Tak lama kemudian, Diah berdiri di depan pintu gerbang Pameran Foto Randhi. Diah tak menyangka pelaksanaannya di gedung besar seperti ini. Ia ragu apakah dia pantas masuk ke sana. Baju yang diberikan Randhi adalah baju pelaksanaan pamerannya sendiri. Di bajunya ada tulisan waktu pelaksanaan pameran, temanya, nama lengkap

41