Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Randhi, sponsor dan lain-lain. Si sopir terus memaksanya untuk masuk.

Akhirnya Diah masuk juga. Terdapat banyak orang yang datang ke pameran itu. Diah terpengarah. Dia berjalan melihat-lihat foto yang dipajang. Ada foto sekelompok burung yang terlihat terbang meninggalkan tanah tandus. Mereka seolah tak rela meninggalkan 'rumah' mereka. Hati Diah seolah terasa memirih.

Diah berjalan lagi. Semua foto-foto Randhi terasa sedih dengan latar tanah tandus. Tiba-tiba mata Diah terpaku pada satu foto. Foto itu adalah foto seorang gadis yang menatap sedih tanah tandus. Mata yang indah diliputi kesedihan yang mendalam. Hati Diah sendiri langsung memiris melihat foto itu.

"Gadis itu... Aku ingin membahagiakannya. Entah dengan cara apa pun, aku ingin dia bahagia. Tinggal sedikit lagi, dia akan bahagia." Tiba-tiba terdengar suara Randhi. Diah menatap wajah Randhi ingin menyapanya. Tetapi suaranya tidak dapat keluar. Mata Randhi terbakar tekad kuat. Dada Diah terasa berat. Ia merasa air matanya akan mengalir keluar saat itu juga tanpa alasan jelas. Diah berusaha keras menahan air mata itu.

"Sekarang saatnya," kata Randhi sambil berlalu. Diah hanya bisa menatap punggungnya.

Pak William datang ke pameran sebagai wakil dari pihak Perusahaannya untuk penandatangan surat perjanjian kerja sama. Ia kebingungan melihat tempat ia berada saat itu. Semua orang yang hadir tidak tahu bahwa hutan yang di foto itu ditebang oleh pihak Pak William. Saat itu, adalah wawancara dengan Randhi oleh pers.

"Pak Randhi, foto-foto ini adalah foto tanah tandus yang ada di kampung halamanmu, benarkah?”

"Ya."

"Bersediakah Anda membagi tujuan dari pameran foto ini?"

42