Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

membuatnya sangat sibuk. Ibunya sendiri sudah bosan menyuruhnya makan, tetapi tidak pernah dihiraukan. Sesekali, Randhi juga harus ke kota.

Hari itu, Randhi dalam kereta menuju ke desa kembali. Persiapan di kota sudah selesai. Surya mengatakan untuk tidak khawatir mengenai tamu undangan dan biaya lainnya. Tetapi hal ini yang justru membuat Randhi menjadi tidak tenang.

"Sudah, tenang saja. Tamu undangan biar saya yang urus. Akan kuundang semua tamu yang akan membuat pameranmu menjadi spesial. Oh ya, mengenai pers saya sudah mengundang beberapa surat kabar penting dan beberapa dari majalah lokal. Sungguh tidak biasa bagi seorang Randhi untuk mengundang pers dalam pamerannya. Biasanya malah kamu yang menolak mereka. Dan... Astaga! Cepat benar waktu berlalu. Saya harus cepat, ada janji makan siang dengan salah satu tamu spesialmu. Sampai jumpa, Randhi."

Randhi teringat kecerewetan Surya dalam telepon terakhir mereka, Randhi bahkan tidak diberi waktu untuk berbicara. Randhi turun dari kereta dan dengan cepat berjalan ke desa. la masih harus mencuci beberapa foto lagi sebelum dikirim ke tempat pameran untuk dipajang. Sedangkan pameran tinggal lima hari lagi. Ia memutuskan untuk meletakkan masalah tamu undangan Surya dan memfokuskan diri pada foto. Tetapi sepertinya tidak berjalan baik, malah tambah buruk.

"Randhi. Gawat! Negatif foto kamu rusak, digunting seseorang dari kelompok penebang. Sedangkan foto-foto lain yang siap dikirim terbakar! Sekarang semua penduduk desa berkumpul untuk perang dengan kelompok penebang." Pak Yudha langsung mengabarkan kabar buruk itu begitu Randhi masuk ke desa.

Randhi merasa ada petir yang menyambarnya. Segera ia berlari dan mengecek sisa negatif yang telah digunting.

36