Halaman:Antologi Cerita Rakyat Sumatra Barat Kisah Tiga Saudara.pdf/47

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Ada masalah saat menguji baca halaman ini

mengerikan yang menimpa ayahnya. Ibu Bujang terlalu takut jika hal itu mempengaruhi perkembangan Bujang.

"Bujang, kenapa kau begitu keras kepala? Kenapa kau tumbuh jadi seperti ini? Apa salahku padamu? Kenapa kau harus keras hati begini? Kenapa hatimu sekeras batu? Kenapa kau tidak mau mendengarkan perkataanku, Bujang. Bujaaaaangggg" ujar ibu Bujang sambil meratap sedih.

Bujang tidak mempedulikan ibunya. Dia terus pergi meninggalkan rumah dengan keras hati. Dia tidak peduli dengan kesedihan ibunya. Dia mengira ibunya hanya mengada-ada supaya dia tidak pergi berburu.

Ketika itu langit mulai gelap. Petir mulai terdengar. Bujang merasa aneh dan bertanya-tanya, kenapa langit gelap dan petir mulai bersahut-sahutan, padahal sekarang musim kemarau.

Bujang terus saja berjalan menjauhi rumahnya bersama Tomo anjingnya. Dia sudah mulai menjauh dari rumahnya, petir terus saja terdengar tanpa henti. Sepanjang perjalanan dia mulai terpikir perkataan ibunya. Dia merasa telah melukai perasaan ibunya. Hanya karena ingin berburu dia membantah ibunya. Padahal dia tidak mendapatkan apa-apa dengan

38