Halaman:Antologi Cerita Rakyat Sumatra Barat Kisah Tiga Saudara.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

tidak menyangka kalau Bujang tidak mau membantunya. Bujang lebih memilih pergi dengan teman-temannya daripada membantu ibunya. Bujang seolah tidak peduli dengan kesehatan ibunya. Bujang begitu keras hati. Ibu Bujang mulai mencurigai anaknya. Bu Maman mengatakan padanya kalau Bujang pernah terlihat pergi berburu dengan teman-temannya. Kala itu ibu Bujang sangat kaget mendengar laporan Bu Maman. Dia berusaha bicara dengan Bujang anaknya, tetapi tidak pernah ada kesempatan.

"Apa kau akan pergi berburu lagi dan membantahku? Kau tahu, kenapa aku melarangmu pergi? Karena ayahmu Bujang. Ayahmu meninggal karena berburu. Dia meninggal karena diterkam harimau. Kau tahu itu! Kau tidak pernah mengerti dan memahami betapa hancurnya hatiku melihat ayahmu berpulang dengan wajah yang tak bisa dikenali. Apa kau akan mengulang hal yang sama. Apa kau ingin melihatku mati seketika? Cobalah kau mengerti Nak!" ucap Ibu Bujang dengan sedih dan terbata-bata.

Bujang terkejut mendengar ibunya mengetahui jika dia pergi berburu. Akan tetapi dia lebih terkejut lagi mendengar kabar kematian ayahnya yang tidak biasa. Dia sedih, tapi keras hatinya mengalahkan segalanya. Dia tidak mempercayai perkataan ibunya.

"Ibu bohong, aku masih ingat ketika ibu mengatakan kepadaku ayah meninggal karena sakit. Itu hanya alasan ibu sajakan untuk melarangku berburu. Aku tidak mempercayai perkataanmu Bu," jawab Bujang dengan nada suara mulai meninggi kepada ibunya.

Ibu Bujang terkejut dengan jawaban Bujang yang tidak mempercayai perkataannya. Dulu dia memang pernah mengatakan kalau ayah Bujang meninggal karena sakit. Akan tetapi, ketika itu Bujang masih sangat kecil. Dia tidak mau Bujang menjadi sedih dan terpukul dengan kejadian

37