Halaman:Antologi Cerita Rakyat Sumatra Barat Kisah Tiga Saudara.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

membantumu mengambil air. Tempatnya jauh, tidak mungkin kau sendiri yang mengambil air," ucap Bu Maman karena mulai kasihan melihat Ibu Bujang.

"Tadi itu dia masih tidur. Aku kasihan harus membangunkannya dalam kondisi tidur lelap begitu. Tidak apa-apa Bu Maman. Aku masih kuat kalau hanya mengambil air ke mata air," kata Ibu Bujang dengan lirih.

Bu Maman hanya tersenyum mendengar jawaban Ibu Bujang. Sepertinya dia merasa kasihan dengan Ibu Bujang. Sementara Ibu Bujang hanya termenung mengingat perkataan Bu Maman.

"Andai Bu Maman tahu, kalau Bujang tak bicara denganku semenjak kejadian malam itu” pikirnya.

Ibu Bujang sedih karena Bujang mendiamkannya semenjak kejadian malam itu. Kejadian ketika Ibu Bujang melarang Bujang pergi berburu. Ibu Bujang tidak mengetahui kalau Bujang sering pergi berburu dengan Alam tanpa sepengetahuannya. Bujang tidak pernah memberitahu ibunya.

***

Suatu hari, Bu Maman melihat Bujang pergi berburu dengan teman-temannya. Ketika itu dia dan anaknya Wati pergi mengambil air ke mata air.

"Itu kan Si Bujang, kenapa dia pergi berburu. Bukankah ibu Bujang melarangnya pergi. Kenapa dia membantah perkataan ibunya," kata Bu Maman pada Wati anaknya sambil menunjuk ke arah Bujang.

"Biarkan sajalah Bu, lagipula itu urusan Si Bujang. Mana mau dia mendengarkan kita. Percuma saja kita melarangnya. Ibunya saja tidak didengarnya. Kenapa kita harus repot, Bu" jawab Wati seolah tak peduli.

Bu Maman hanya diam tetapi dalam hati dia mengiyakan perkataan puterinya. Meskipun begitu, dia akan berusaha memberitahu kepada Ibu Bujang. Ibu Bujang sangat

35