Halaman:Antologi Cerita Rakyat Sumatra Barat Kisah Tiga Saudara.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

aku lah. Kenapa kau yang ribut?" Kata Bujang menimpali temannya dengan perasaan kurang senang seakan diejek Alam.

"Kau tahu! Kemarin, aku dan Wawan pergi ke rimbo. Wawan berburu rusa dengan anjingnya itu. Dia jual rusa itu dengan harga mahal," cerita Alam dengan bangga.

"Kau ini. Aku tidak mungkinlah berburu. Kau tahu sendiri, ibuku tidak akan pernah mengizinkan aku berburu.” Kata Bujang dengan pasrah.

"Bujang, kau ini sudah dewasa. Ibumu melarangmu berburu karena beliau mengira kau masih anak-anak. Lagipula kalau kau bisa mendapatkan rusa dengan berburu, kau bisa menjualnya. Hidup kau akan berubah, Bujang. Memangnya kau mau, hidupmu terus bergantung kepada ibumu?" Kata Alam seraya membujuk Bujang.

Bujang hanya termenung memikirkan perkataan Alam. Perasaaannya campur aduk. Selama ini dia tidak pernah berburu karena larangan ibunya. Ibunya tidak pernah memberitahu alasan kenapa melarang dia berburu. Tapi yang selama ini dia tahu, ibunya melarang dia berburu karena masih kecil dan takut kalau dirinya tersesat di hutan.

"Eh... Bujang, aku tidak menyuruhmu melamun. Cobalah kau pikirkan perkataanku ini. Aku pergi dulu. Kalau kau tertarik segera temui aku," bujuk Alam sambil berlalu membawa anjingnya.

Bujang kembali termenung memikirkan perkataan Alam. Hatinya mulai resah. Selama ini dia hanya mengiyakan kata ibunya tanpa pernah membantah. Mungkin dengan dia mulai bicara dengan ibunya, ibunya bisa memahami keinginannya untuk berburu.

"Tomo, mungkin sudah saatnya aku mengajakmu pergi berburu. Kau dengar tadi, Wawan mendapatkan rusa besar. Anjingnya itu tidak lebih baik darimu Tomo. Aku yakin kalau

29