Halaman:Antologi Cerita Rakyat Sumatra Barat Kisah Tiga Saudara.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kau yang memburu rusa itu, kau pasti bisa mendapatkan rusa yang lebih besar. Kau harus bersiap Tomo!" Kata Bujang sambil berbicara sendiri dengan Tomo, anjingnya.

***

Sementara itu, di ladang bawang milik Pak Palin, Ibu Bujang sibuk membersihkan tanaman bawang dengan mencabuti rumput di sekitar rumpun bawang. Ibu Bujang telaten dan sangat ulet bekerja. Tak heran kalau Pak Palin selalu mempekerjakan Ibu Bujang di ladangnya. Saat itu, Ibu Bujang bersama dengan beberapa pekerja Pak Palin sedang duduk- duduk melepas lelah. Saat itu udara sangat panas. Tanah mulai mengering, tetapi Pak Palin sudah menyediakan bendungan air dekat ladangnya supaya tanaman bawangnya tidak kekurangan air.

"Bu Bujang, sampai kapan kau akan memanjakan Si Bujang? Dia sudah dewasa sekarang. Harusnya kau ajak dia ke ladang dan membantumu memenuhi kebutuhan hidup," kata Bu Maman kepada ibu Bujang.

"Kau benar, dia sudah dewasa sekarang. Aku tidak mengira secepat itu waktu berlalu. Aku seorang diri membesarkannya. Tak disangka dia sudah sebesar itu," jawab Ibu Bujang sambil menghela nafas.

“Kau tau, tidak akan selamanya kau bisa memenuhi kebutuhan hidup Si Bujang. Suatu saat dia akan menemukan pasangan hidupnya. Kau ajaklah dia pergi ke ladang agar nanti dia terbiasa. Kalau kau memanjakan dia terus, dia tidak akan bisa apa-apa," ujar Bu Maman menasehati ibu Bujang.

Ibu Bujang hanya mengangguk mengiyakan perkataan Bu Maman. la berpikir, mungkin benar yang dikatakan Bu Maman. Bujang harus diajak bekerja. Bujang sudah dewasa. Bujang harus bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Ibu Bujang jadi berpikir. Kalau suatu hari dia pergi menyusul Ayah Bujang, dia

30