Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/92

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

mereka. Dengan usaha Mami inilah Aku dan keluarganya dapat melanjutkan kehidupan lagi. Hal itu membuat Aku merasakan dirinya lebih kecil, kehilangan ambisi. Untuk membeli rokok saja, ia harus menunggu istrinya pulang mengajar mengaji. Kadang-kadang timbul pula kecemburuan terhadap istrinya itu, tapi kecemburuan itu ia hilangkan saja ketika mengingat jasa-jasa Marni yang telah ia terima selang ini.
 Cerpen “Masnum dan Istrinya” mengisahkan tokoh Aku yang memiliki seorang sahabat semasa sekolah dulu. Temannya itu menjadi frustrasi karena dipecat dari pekerjaannya. Setiap hari ia selalu digangsu oleh temannya yang meminta agar bisa kembali bekerja di tempat Aku. Suatu hari, Aku kedatangan istri temannya itu yang bertamu sambil menangis karena ia baru bertengkar dengan suaminya. Istri temannya itu menuduh Aku yang telah menyuruh suaminya merampok. Merasa tidak bersalah, Aku berusaha menjernihkan masalah yang sebenarnya, tetapi dalam perjalanan pulang ke rumahnya, malah istri temannyz itu yang berusaha merampok Aku.
 Cerpen “Potret Omen” menceritakan tokoh Aku dengan tokoh Omen. Omen selalu mempunyai berbagai kesibukan di luar kantor sehingga untuk menemuinya terasa sangat sulit. Suatu hari, Oren mengundang Aku, seorang wartawan, untuk datang ke kantornya. Kedatangan Aku sangat diharapkan oleh Omen untuk meliput kegiatan yang dilakukannya selama beberapa waktu. Omen menyuruh anak buahnya memberi Aku beberapa lembar uang. Aku sangat terkejut menerima uang tersebut, apalagi ketika Omen memperlihatkan sebuah potret dirinya dengan seorang pejabat.
 Cerpen “Si Malanca” tentang tokoh bernama Malanca yang sehari-harinya bekerya membajak sawah dan di lain waktu ia juga bisa melawak, terutama di kalangan keluarga raja, Suatu hari, ketika Malanca sedang berada di sawah, dari kejauhan ia mendengar suara canang dipukul. Tidak berapa lama kemudsan, istri Malanca datang membawa bekal makan Siang. Saat itulah istrinya mengatakan bahwa raja meminta rakyatnya menyumbangkan minyak setiap bulan untuk ekspor kerupuk. Setelah banyak terkumpul, barulah diketahui bahwa sebagian sumbangan itu berupa air. Mengetahui sumbangan rakyatnya bukan minyak, raja menjadi murka Melihat keadaan raja seperti itu, putrinya memanggil pelawak Malanca untuk menghibur raja.

19