Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat


berubah ukurannya dan sehelai jaket yang dilipat sekecil mungkin pun akan terpuruk pula di dalamnya.


Bagi kalangan seniman ataupun wartawan, Chairul diberi gelar "kartu jocker" yang tidak pernah mati dan muncul di mana dan kapan saja. Hal itu disebabkan kepiawaiannya mendekati perempuan-perempuan manis. Demikian pula kedekatannya dengan para pejabat di daerah, mulai dari gubernur, wali kota, bupati, anggota DPRD, bahkan dengan tukang saluang dan pendendang, pemain randai, dan pemain rebab.


Pada tahun 1996, Chairul berkesempatan menunaikan ibadah haji. la memilih Makla di Kota Mekah, Saudi Arabia, untuk menginap. Suatu tempat yang berada tidak begitu jauh dari makam Siti Khadijah. Di hotel tersebut Chairul dirundung kegelisahan. Kegelisahan ditepisnya dengan mencoba lebih khusyuk beribadah di Kabah dan kembali ke hotel ketika muazin mengumandangkan azan salat Zuhur. Chairul kembali ke hotel dengan wajah dan tubuh yang letih. Ia menceritakan perihal rasa letih tersebut kepada teman akrabnya. "Begitu berat saya melepaskan ibu tadi malam. Lidah saya jadi patah karenanya", ungkap Chairul. Ternyata, ketika ia dirundung kegelisahan di Mekah itu, di saat yang sama di Kayu Tanam, ibundanya (Rohana) dipanggil oleh Yang Kuasa.


Kesehatan Chairul menurun sejak ia kembali dari tanah suci. Sebagai perokok aktif, kecanduan merokok tersebut sudah membelenggunya sehingga dirinya harus bergulat untuk menghentikan kebiasaan yang sangat merugikan itu. Tidak mudah memang, namun dia berhasil membebaskan diri dari jajahan racun nikotin yang membahayakan itu. Akan tetapi, konon itu pula yang menyiksa dirinya antara kerinduan, kebiasaan, dan pertahanan, bergulat dalam dirinya yang rapuh. Penyakit yang menderanya membuat badannya kian hari kian menyusut. di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta untuk beberapa hari lamanya.


Akibat mengindap penyakit paru-paru, Chairul pernah dirawat inap Sejak dinyatakan cukup pulih, Chairul memilih menetap di Tanjung Sungayang, Kabupaten Tanah Datar. Meskipun dalam kondisi kesehatan yang belum cukup baik, saban hari Chairul tetap mengunjungi Kota Padang dan kembali ke kediamannya ketika sore menjelang. Ia terus aktif menulis komentar dan menghadiri berbagai forum. Pada akhirnya, Chairul harus mengalah terhadap penyakitnya. Ia terpaksa kembali menginap di rumah sakit. Ia dirawat di RSUP Dr. M

51