Lompat ke isi

Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

suasana kegundahan hatinya bukan dengan menghiba. Ia menyuarakan kersahannya dengan nada ironi, dia menertawakan pengalaman masa kecilnya yang suka sekali mendengarkan cerita-cerita binatang yang bersifat licik sebagai sindiran terhadap perilaku manusia yang berkeadaan sama. Rusli Marzuki Saria suka cerita beruk pejagung yang Suka menipu petani, ia juga suka cerita tentang kancil cerdik yang akhirnya mati karena getah (yang biasanya menjadi senjatanya untuk memperdayai lawan). Ia ternyata lebih senang merajut, mengukir kenangan masa silamnya dalam resahnya karena bapaknya yang beristri banyak. Rusli Marzuki Saria terlihat protes atas kehidupan poligami bapaknya, namun ja hanya melahirkan dengan diam dan bersajak dengan nada lembut.

Keresahan jiwa Rusli semakin bertambah, di saat ia menatap Suasana kehidupan masyarakat lingkungan yang “rawan”. Lewat puisi “Sajakku Kuman Tak Berjejak”, Rusli menyindir suasana kehidupan masyarakat yang rawan itu.


SAJAKKU KUMAN TAK BERJEJAK (1968)

dalam pasar kehidupan kau jadi sayur dan aku jadi belacan
kau ikan aku kail berbaris di sampan kau pukat aku tenggiri
menggigit jari putus kail ikan-ikan kecil berbaris dikejar ombak
tagaknya ikan besar pongahnya bukan main rahangnya terbuka lebar
aku tenang-tenang memasang umpan tergolek ikan besar di pasir
Inut tak pernah setia ketika kubercinta tempohari
angin begitu pula berang di senja kibaskan pucuk-pucuk
sekali nasib berjalan sepanjang pasir pantai
yang panjang aku seperti lupa kehidupan sehari-hari
tapi tidak! Lengah bukan berarti lupa lupa bukan berarti tak cinta!
Kita harus siapkan segala topeng Jengan semua ukuran musim anak
panah yang datang silih berganti datang lagi datang lagi
aku fupa kita pernah jumpa dulu di waktu suhit gerimis mengantar
kav ke gerbang sudah itu aku melambai dan termangu pada musim
yang datang tak perlu menyimak nanti nyinyir datang bagai
orangtua ku belajar kembali pada musim karena aku dalam musim
berbuah mangga di halaman
bersarang ulat dalami mangga
jambu berbunga di belakang rumah
aku tak tak tahu jantan dan betina

21