Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/130

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat

 Penghadiran tokoh novel Bako ini menampilkan tipe watak yang mewakili nilai atau permasalahan yang dituntut oleh tema. Tokoh-tokoh seperti Umi dan Bak Tuo yang merupakan bako bagi Aku tidak menghadirkan konflik dengan kedatangan Aku dan Ibu yang semestinya tidak lazim menurut adat. Jadi, tema novel ini adalah penerimaan yang ikhlas dari bako terhadap anak pisang dan ipar perempuan mereka di rumah keluarga asa! mereka, sesuatu yang tidak lazim terjadi di tengah masyarakat M yang menganut kekerabatan matrilineal.

 Tokoh Umi digambarkan memiliki karakter yang sangat bzik. Umi adalah seorang perempuan separuh baya terhormat, hidup dari warisan yang banyak peninggalan suami-suaminya yang merupakan orang-orang terpandang. Umi adalah seseorang yang menolak poligami, ia memilih hidup sendiri dengan kesibukan berorganisasi dan mengurusi anak saudara laki-lakinya (anak pisang). Ia tidak berkeberatan mengurusi dan mecembelanjai hidup Aku dan Ibu. Ia juga bisa menerima ketidaksukaan Ibu yang tidak beralasan pada Umi. Tokoh Umi benar- benar mewakili judul Bako, yakni bako yang keluar dari kelaziman yang berlaku di tengah masyarakat M. Biasanya, Bako tidak memiliki kewajiban penuh, baik moril maupun materil terhadap anak-anak dari saudara laki-lakinya. Jika ia bersedia memberi tumpangan kepada saudara laki-lakinya beserta keluarganya, itu sifatnya hanya sementara. Tepat juga ketika penulis novel ini pada awalnya memberi judul Mendiang terhadap bako sebagai penghormatan terhadap tokoh-tokoh faktual yang ia fiktifkan melalui karyanya itu.

 Latar sosial novel Bako adalah sebuah keluarga yang sudah berubah dalam suatu masyarakat yang masih memegang adat dengan kuat. Tokoh-tokoh utama dalam keluarga bako adalah orang-orang maju yang berpendidikan. Bak Tuo seorang pensiunan kepala sekolah, Ayah juga guru, dan Umi seorang organisatoris.

 Ketiga tokoh utama itu tidak mempersoalkan tuntutan adat tama yang menabukan membawa istri dan anak-anak bertempat tinggal di rumah saudara perempuan.

Dendang

 Novel Dendang diterbitkan Balai Pustaka, 1993. Novel ini berkisah tentang Aku dengan segala lika-liku kehidupannya. Aku adalah salah seorang penduduk urban di kota P yang datang dari daerah. Ia menikah dengan Han yang pada awalnya sangat manis dan manja. Han berubah

118