Halaman:Anak Siapa.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 42 -

pikir djoega begitoe?"

Kombali moekanja Soekmi djadi mera, sebab sekarang ia mengarti apa jang dimaksoedken oleh Wardji. Sekoetika lamanja ia tinggal diam memandang lempeng kadepan dengen matanja jang bagoes. Tetapi kemoedian ia lantas tertawa dan bilang:

„Bibi maoe bilang itoe tetamoe maoein diri saja? Ach, mana bisa, dia orang mampoe, kaloe maoe, ia boleh kawin sama perawan bangsanja, masa ia maoe tjari saja satoe prampoean Djawa miskin. O, ja, barangkali djoega ia maoe seperti bibi poenja tauke bikin maen-maen sama saja, itoe dia djangan harep; kendati saja miskin, saja tida maoe diri saja dibikin sembarangan."

„Tapi akoe liat tingkanja ini tetamoe boekan seperti tauke Sie Hoen," kata Wardji, „dia poenja bitjara ada pantes, boekan seperti toekmis (batoek klimis atawa djidat litjin, ini maoe bilang si idoeng poeti). Akoe djoega sering liat begimana orang Tionghoa biasa liat renda sekali sama prampoean kita Djawa, sama djoega ia pikir, kita ini boekannja manoesia lagi, maoe maen sembrono (sembarang) sadja, tetapi tingkanja orang begitoe ada laen sekali, beda djaoe dengen tingkanja itoe tetamoe, jang akoe soeda intipin