jutnya menurut v.d. Hoop terdapat pula 4 buah arca, tetapi yang kami temukan hanya 3 buah, mungkin yang satunya telah terjatuh ke dalam sungai, sebab letaknya di pinggir tanah yang longsor ke bawah tempat Kali Siring Agong mengalir. Di tengah-tengah sawah masih banyak terdapat batu-batu besar yang juga didirikan di atas batu-batu kecil dan masih banyak terdapat batu-batu berdiri yang merupakan menhir.
Kira-kira pk. 5 sore kami kembali ke Pagaralam dalam hujan lebat.
Sabtu, 13 Maret 1954
Pk. 8 pagi kami memerlukan mengunjungi sebuah onderneming teh "Dempo" di daerah Pagaralam, dan kedatangan kami itu diterima dengan gembira oleh kuasa di sana, tuan Huges. Maksud kunjungan kami di sini ialah selain dari melihat lembah Pagaralam dari dataran tinggi ini, yang juga penting untuk mendapatkan overzicht dari pada terrasen di lembah Pagaralam itu, juga untuk memberikan penerangan-penerangan mengenai penemuan-penemuan kepurbakalaan kepada tn. Huges, dengan pengertian bahwa apabila di daerah onderneming ini ditemukan barang-barang kuno, supaya dengan segera meneruskannya kepada Pamong Praja yang terdekat, hal ini mengingat bahwa banyak terjadi bahwa penemuan barang-barang kuno di onderneming-onderneming sering tidak dilaporkan kepada yang berwajib.
Pk. 13 kami kembali ke Pasanggrahan.
Pk. 4 sore kami pergi ke Dusun Belumai, yang letaknya kira-kira 5 km dari Pagaralam, guna menyelidiki arca-arca di sana yang belum pernah diselidiki oleh v.d. Hoop. Menurut Pamong Praja di situ ada 3 buah megalith yang berupa arca orang, lesung batu, dan arca gajah.(penjelasan lihat laporan selanjutnya).
Pk. 7.30 karena hari sudah mulai gelap dan turun hujan kami pulang kembali ke Pesanggrahan.
Minggu, 14 Maret 1954
Pk. 5 pagi kami telah bersedia akan berangkat dengan sebuah bus kecil, yang kami telah bicarakan kemarin malamnya untuk membawa kami ke Lahat. Tiba di sini pk. 8 dan dengan kereta api kami meneruskan perjalanan kami ke Palembang, di mana kami tiba pk. 1.30.
Senin, 15 Maret 1954
Hari ini kami menguruskan pengangkutan kapal udara di GIA, yang akan membawa kami kembali ke Jakarta.
Pk. 2 kami sudah berangkat dari Pesanggrahan kami menuju ke lapangan terbang Talangbetutu dan pk. 4 pesawat udara kami melayang di udara meninggalkan Palembang.
Pk. 5.30 sore kami tiba dengan selamat di Kemayoran.
4. Daerah Ranau - Lampung.
Minggu, 7 Maret 1954
Pk. 9.00 kami berangkat ke Baturaja dengan kereta api, dan tiba di sana pk. 14.00.
Hari ini juga pada waktu sore kami sempat pergi ke Tanjungkarang kl. 13 km dari Baturaja. Menurut keterangan di sana ada batu bertulis. Tetapi setiba di Tanjungkarang, tidak ada orang yang mengetahui tentang batu bersurat itu. Menurut kata penduduk di situ memang tidak ada batu
31