Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 3.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dinding Batu Kuburan yang Bergambar, di Tanjungara, Pagaralam.

pat dilihat di Museum Jakarta. Kepada Pamong Praja di situ kami anjurkan agar tempat tadi diberi pagar sekelilingnya, agar terhindar dari kerusakan - kerusakan yang tidak diingini.

Di sebelah utara dusun tadi masih banyak terdapat batu-batu besar, di antaranya batu ular, yang pada jaman dahulu mempunyai pengaruh besar bagi penduduk di daerah Pagaralam. Menurut cerita seorang Pangeran yang telah lanjut usianya, batu-batu tadi dipergunakan orang untuk mengambil sumpah orang-orang yang mendapat perkara; jadi kecuali sumpah di kantor pengadilan, orang ini dibawa ke tempat batu-batu ini dan di sini di ambilnya sumpah untuk kedua kalinya. Tetapi sejak th. 1914 batu-batu tadi tidak dipergunakan lagi.

Selanjutnya di dalam dusun tadi terdapat pula sebuah lesung batu, sebuah arca batu yang belum selesai pembuatannya, dan masih banyak lagi batu-batu besar yang didirikan di atas batu-batu kecil (dolmen). Rumah-rumah yang diberi ukiran-ukiran pun masih juga terdapat di sana, dan dinding rumah tadi diberi bergambar. Anehnya gambaran-gambaran tadi mempunyai ragam dari Tiongkok.

Dari dusun ini kami singgah sebentar di bekas halaman rumah kontrolir (rumahnya tidak ada lagi, karena menjadi korban bumi hangus), karena di sana masih terdapat pula arca-arca besar. Kesemuanya ini telah pernah disebut oleh v.d. Hoop di dalam bukunya.

Jumat, 12 Maret 1954

Pk. 8 pagi kami pergi meninjau ke Dusun Tegurwangi, yang letaknya kira-kira 13 km dari Pagaralam. Sampai jarak 5 km masih dapat ditempuh dengan Jeep, tetapi selanjutnya harus berjalan kaki. Di dekat Dusun Tegurwangi ini masih ada beberapa peti batu yang menurut v.d. Hoop ada

5 buah, tetapi yang kami lihat hanya tinggal 3 buah, yang keadaannya sangat menyedihkan, karena terendam air dan lumpur, disebabkan oleh saluran air yang dialirkan di dekatnya itu. Selan-

30