Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/77

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 73 -

10. Buku masuk sekolah,- sekolah masuk buku.

Sebagai sudah Lis ceritakan, kami bertiga boleh dikatakan selalu memegang juara dalam kelas. Apakah rahasia sebenarnya? Pada semangat belajarkah? Pada didikan orang tuakah? Pada hasil pelajaran gurukah? Barangkali semuanya benar.

Tetapi ada sebuah rahasia lagi. Kami bertiga termasuk jenis .... ya jenis hantu. Eh, jangan salah tafsir teman-teman. Bukannya hantu kubur, atau hantu kafan, atau hantu yang menakutkan. Tetapi kami bertiga adalah hantu,... hantu membaca.

Buku perpustakaan papa banyak sekali. Ada ribuan banyaknya. Terletak dalam beberapa buah rak-rak. Buku-buku itu terbagi-bagi dalam berbagai jenisnya. Ada buku ilmu pengetahuan, ada buku-buku agama, ada buku-buku edisi Malaysia, ada buku-buku novel, ada buku-buku bacaan anak-anak. Inilah yang paling banyak sekali. Ratusan banyaknya. Maka buku-buku inilah yang boleh kami baca.

Setiap papa kembali dari Jakarta biasanya papa membawa oleh-oleh. Antaranya buku-buku untuk anak-anak. Kami berebutan membacanya. Dan hampir kami semua menjadi pencandu buku.

Uni Des bila pulang sekolah dan mau makan bukanlah nasi yang dicarinya, tetapi sebuah buku atau majalah. Dengan sebuah buku ditangan itulah baru Uni Des dapat menyantap nasi dipiring. Ternyata papa tidak membaca semua buku-buku itu terutama buku untuk bacaan anak-anak. Ada juga kisahnya yang cukup lucu:

Pada suatu kali papa kelihatan sekali asyik membaca sebuah buku. Buku itu tidak di lepaskannya sampai tamat. Sesudah selesai papa berkata:

"Des, bacalah buku ini! Ceritanya bagus sekali."

Uni Des tidak menjawab.