sempatan bagi elemen trotskis dan soska untuk mempengaruhi massa dengan menggunakan kedok Marxisme.
Untuk mengkoordinasi 3 Partai tsb. jang dipimpin oleh PKI ilegal, dan untuk mengatasi keruwetan intern Partai, didirikan suatu front, jang mula² bernama Front Sosialis, kemudian berubah mendjadi Sajap-Kiri, dan achirnja disebut FDR (Front Demokrasi Rakjat). Dalam FDR turut djuga Pesindo sebagai anggota. Keadaan menundjukkan betapa ruwetnja organisasi Partai jang harus memikul tugas berat memimpin revolusi pada waktu itu.
Pada tahun² revolusi ini buku² teori Marxisme-Leninisme telah mulai masuk ke Indonesia jang dibawa oleh kaum Komunis Indonesia jang kembali dari Australia dan Nederland. Tetapi buku² teori ini dalam bahasa asing terutama Inggris dan Belanda. Kader² jang dapat mempeladjarinja sangat terbatas djumlahnja, sehingga pengetahuan² teori belum merata mendjadi milik kader² Partai, tetapi hal ini telah memungkinkan lahirnja tulangpunggung Partai jang mempeladjari teori Marxisme-Leninisme.
Pada waktu ini tidak banjak buku² teori jang diterdjfemahkan kedalam bahasa Indonesia. Diantara buku² jang bisa diterdjemahkan adalah: Dasar² Leninisme, Materialisme-Dialektik dan Histori, Manifes Partai Komunis oleh a.l. Kawan² D.N. Aidit, M.H, Lukman, P. Pardede dan Njoto. Buku-buku ini sangat membantu kader-kader Partai untuk beladjar teori, Dengan demikian buku² ini telah memungkinkan timbulnja Sajap Leninis dalam tubuh Partai, jang dengan ulet berusaha memadukan teori Marxisme-Leninisme dengan praktek revolusi Indonesia, Pemaduan ini dapat dibuktikan dalam tulisan² Kw. Aidit dalam Bintang Merah tahun 1947-1948, seperti Kewadjiban menguasai teori: Revolusi Nasional pada dasarnja adalah revolusi kaum tani dll."
49