pukul seperti: melikwidasi feodalisme, melepaskan diri dari Belanda, menghantjurkan semua kaum imperialis, menggulingkan pemerintah jang reaksioner, melikwidasi kaum tanikaja, melikwidasi kaum burdjuis nasional. Dengan sendirinja, akibat dari semua ini jalah timbul persatuan diantara musuh jang sedjati dengan jang bisa mendjadi musuh untuk bangkit melawan Partai. Ini berakibat Partai mengisolasi diri sendiri dan ini sangat melemahkan Partai”.
Mengenai kelemahan² PKI ketika itu, laporan umum Kongres Nasional ke-V PKI bulan Maret 1954, „Djalan ke demokrasi Rakjat bagi Indonesia”, menjimpulkan sbb.:
„Partai masih gelap samasekali tentang perlunja bersatu dengan burdjuasi nasional, dimana slogan Partai jalah ’sosialisme sekarang djuga’, ’sovjet Indonesia’ dan ’diktatur proletariat’. Penjelewengan kekiri daripada ini dikritik setjara tepat dan kena oleh Stalin dalam pidatonja dimuka peladjar² Universitas Rakjat Timur pada tgl. 18 Mei 1925, dimana dikatakannja bahwa penjelewengan kekiri ini mengandung bahaja mengisolasi Partai dari massa dan mengubah Partai mendjadi sekte”.
Anggaran Dasar dan Anggaran Tetangga PKI ketika itu, dengan djelas menundjukkan kelemahan²nja dilapangan organisasi dan program, misalnja: dalam hal „maksud” dinjatakan „mempersatukan proletariat dengan kaum tani untuk melakukan perlawanan klas terhadap modal asing dan bumiputera” disamping ini menggunakan sembojan² — sosialisme sekarang djuga, diktatur proletariat dan Sovjet Indonesia”.
Mengenai keanggotaan dinjatakan, selainnja menerima keanggotaan perseorangan djuga organisasi² sebagai anggota luarbiasa.
Karena kesalahan²nja dilapangan organisasi, Partai makin kurang kemampuannja memimpin aksi² Rakjat jang makin banjak djumlahnja dan makin rumit per-
23