Lompat ke isi

Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/59

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Menurut zaman ini partai kebangsaan perlu ada. Djika tidak bangsa kita akan mumed diombang-ambingkan, tersérét kian kemari oleh gelombang aliran. Selain dari itu PARINDRA adalah pendjelmaan atau pertumbuhan dari Budi Utomo. Djadi walaupun berpolitiek tentu tidak akan mengabaikan kebatinan dalam kebudajaan kita. Ini adalah kekuatan jang djitu. Pun PARINDRA — ja'ni Partai Indonesia Raya — perkataan RAYA ini politis amat luas.

Suatu partai kebangsaan ta’ dapat diperbudak, malahan dapat fanatiek dan mendjadi — isme. Inilah jang perlu kita ingati, sebab sering-sering mendjadi adigang-adigung, kurang humaniteit dan dynamis.

Bagi saja sendiri tidak chawatir djika bangsa kita mendjadi fanatiek, karena kebudajaan kita adalah ke-Tuhanan. Ke-Tuhanan dalam kebudajaan kita sudah terang, semua manusia ada benih satu. Hanja karena perbedaan keadaan tanah air maka manusia berbeda-beda. Pun semua jang tersebut dalam Pantjasila sudah termasuk Ke-Tuhanan dalam kebudajaan kita. Didesa-desa jong, rukun, damai, prasadja (suka berterus terang), gastvrijheid, masih hidup berkobar. Maka bangsa kita disebut bangsa jang tidak rendah dan dapat menjesuaikan diri. Disini bukan tempatnja menguraikannja lebih landjut.

Adapun andjuran saja kepada PARINDRA jang baru bangun ini, oleh karena keadaan sudah berlainan, ja'ni kita telah merdeka, pendjajahan sudah lenjap, sehingga kita berhadapan dengan kita sendiri dan ta' boleh tidak berhubungan dengan internasional, maka hendaknja tudjuan, sikap, dan sepak-terdjang PARIN-

60