Lompat ke isi

Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

DRA diobah, disesuaikan.

Harapan saja supaja PARINDRA mendjalankan politiek jang waardig. Djauhkanlah segala sesuatu jang dapat mengakibatkan dojongnja kemerdekaan. Ingatlah pada pemimpin-pemimpin jang telah mendahului kita, ja'ni almarhum Dr. Soetomo dan Thamrin.

Pada waktu itu walaupun PARINDRA mendjalankan politiek, akan tetapi tidak lupa realiteit. Sentimentpun dipakai djuga, karena ini adalah kekuatan jang besar, akan tetapi harus dipimpin oleh redelijkheid dan bidjaksana.

Seperti telah saja sebutkan tudjuan PARINDRA Indonesia merdeka, tetapi bukanlah tjita-tjita jang terachir. Tjita-tjita terachir dari PARINDRA ialah „hidup mulja bangsa Indonesia”.

Meskipun PARINDRA dapat berdiri lagi, tetapi djangan lupa mengambil initiatief untuk sedapat mungkin berfusi dengan partai-partai jang azas-tudjuannja sama. Sebab banjaknja kepartaian dapat membingungkan Rakjat dan menimbulkan perpetjahan.

Maafkanlah beribu maaf, sekarang saja ta’ dapat memangku PARINDRA lagi berhubung dengan keadaan badan dan usia saja. Dalam keadaan seperti saja ini, tepatnja hanja sedapat-dapat „heneng”. Tetapi saja siap sedia akan membantunja.

Sebagai penutup uraian saja ini, mengingat negara kita merdeka masih muda, mengingat keadaan dunia masih sama ruwet, mengingat pula bahwa PARINDRA bangun kembali, maka pudji-doa saja simpulkan dalam sembojan perkumpulan kita jang pertama, ja’ni Budi Utomo, jang saja pandang tepat, berbunji :

Santosa waspada anggajuh utomo.

61