Lompat ke isi

Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri VII.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Yo Tjie tertawa gelak2.

„Seorang suci dilarang minum tuak, ingat Lo Suheng!'

Tjoo Tjhingpun tidak bisa menahan tawanya ;

„Kukira Lotee betul2 orang, suci yang alim, tak tahunya Hweesio hidung kerbau, haha. . .haha. . . . . . . ."

„Sudah, sudah, jangan ngeledek terus, sediakan aku arak Tjoo Koko, aku sudah rindu sekali"

Lo Tie Djim tidak menghiraukan godaan saudara2nya, ia bernafsu sekali untuk minta arak.

Tjoo Tjhing lalu membuka seguci arak Sutjwan yang terkenal itu, mereka menenggak bersama-sama beberapa cawan dan terus tidur.

Pagi2 buta ayam, Yo Tjie menggiring Lo Tie Djim bersama Tjoo Tjhing. mereka betiga mendaki pegunungan Djie Liong San untuk memancing keluar Teng Liong dari sarangnya.

Tiba dikuil kabut tebal masih bertebaran dimana-mana, embun pagipun belum buyar karena hawa udara sangat beku dan dingin.

Yoo Tjie dan Tjoo Tin ng menghampiri pintu dan menggedor dengan kepalan

„Teng pangiju (ketua Teng) malam tadi kami telah membekuk seorang Hweesio gun-

44