„Lo Suheng aku ada akal untuk memancing Teng Liong mari kila turun gunung dahulu, diwarung makan itu aku punya seorang saudara angkat namanya Tjoo Tjhing, Danu kita atur bersama-sama berunding.
„Kau ada saudara angkat didusun yang terpencil ini?“
Lo Tie Djim kurang percaya.
„Betul, baru tadi pula aku mengangkat saudara, hayo jangan tunggu sampai lewatnya sang waktu!“ ajak Yo Tjie pula sambil bergegas berdiri.
„Hahahaaaaa ... kebetulan, kebetulan, perutku juga terasa sangat lapar, sudah berhari-hari aku tidak mencium bau arak pula, hahaaaaa........ hahaaa.......sungguh Thin Bing (Firman Tuhan ), Hokgie lay, bogie lay (rejeki datang. rejeki datang ).
Lo Fie Djim dengan gembira sekali mengikuti Yo Tjie turun gunung
Hampir sore mereka berdua bermalam dikediaman Tjoo Tjhing, dima'am itu pula mereka bertiga berunding mencari daya upaya untuk memancing leng Liong keluar dari kuil Poo Tju Si.
Aku mempunyai cara yang baik, coba djiwa we(teks tidak terbaca)iatee dengarkan ideeka ini!“ kata joo jung dengan duduk bersila.
„Bukankah Teng Long pernah bertempur dengan Lotee, nan, besok pagi kita berdua mengikat tubuh Lotee untuk d bawa kedepan pintu Poo Iju Sr, Ka lapor pada leng
42