Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri V.pdf/64

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lami. Maka perbuatan Khiu Djie jang sadis dan eksentrik itu makin men jadi2.

Hari inipun Khiu Djie jang ugal²an itu sedang beraksi, melarikan kudanja dengan tjepat dan memasuki pasar kota Pengking itu. Tiba² mata Khiu Djie mengawasi kearah bawah pohon Siong, dimana Yo jie sedang berlidung sambil membawa pedangnja Melihat hal ini Kiu Djie lalu turun dari kudanja, ia menghampiri Yo Tje bermaksud untuk mempermainkan

Yo Tjie sendiri tidak tahu siapa pemuda bergadjul ini, wadjahnja mendjadi ber-seri², sebab mengira pemuda kaja raja ini pasti suka pada pedangnja dan ingin membelinja

„Hei, bapak apakan engkau akan mendjual pedangmu itu?“

Tanjanja dengan senjum mengulum dibibirnja.

„Benar, benar, karena Loheng (orang tua) kehabisan modal, maka pedang pusaka ini akan kudjual untuk berusaha lagi.”

Yo Tjie menerangkan kepada pemuda itu dengan penuh harap.

„Berapakah kau akan djual pedang itu?”

Kembali Khiu Djie mendekati dan melihat-lihat pedang itu berlagak akan membelinja,

„Karena pedang ini adalah pedang pusaka peninggalan dari leluh rku, lebih dari itu pedang ini mempunjai keistimewaan jang luar biasa, mungkin dikolong langit ini tidak ada lagi pedang jang sehebat ini. Maaf Loheng bukan membual tetapi boleh dibuktikan“

62