Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri V.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

rinja, bahkan semua orang menganggap bahwa Yo Tjie adalah seorang gila, paling tidak orang jang kurang waras ingatannja

Matahari sudah mulai mendojong ke Barat, hari telah djam 4. sore, hati Yo Tjie makin gugup dan berchawatir. Tjelaka! sudah sekian lama ia berkaok kaok sampai suaranja hampir habis akan tetapi pedangnja belum ada jang menawar, pedangnja belum laku djuga. Yo Tjie lalu menudju ketengah tengah pasar, dimana padat sekali para pedagang jang berdjual beli dan orang2 pelantjongan dari daeran² lain.

Didalam pasar ini pun Yo Tjie membuka mulutnja untuk mempropagandakan pedangnja :

“Pedang bagus, pedang bagus pusaka jang tak ada bandingnja, ketadjamannja dapat untuk membelah besi, keistimewaannja dapat memotong rambut jang ditiupkan kemata pedang, tanpa digojangkan. Jang lebih hebat menabas kepala manusia, darahnja tidak menempel! Maka selamanja pedang ini mengkilap tanpa diasahpun Hajo, I ajo! Siapa ingin beli, harganja 3000 rad tidak kurang tidak lebih 3 000 tail. dapat ditukarkan dengan pedang pusaka jang tidak ada duanja dikolong langit ini !! Demikian Yo Tjie ber-teriak²”

Kurang lebih setengah djam. Tiba² ia mendengar suara bentakan dari seorang penunggang kuda jang melarikan kudanja itu memasuki pasar

„“Hajo minggir, minggir ! beri djalan pada Siauwyamu [tuan ketjil ], minggir, minggir beri djalan, beri djalan ! Hush..... hush....... husha.....

60