Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri V.pdf/58

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

liputi ratusan ribu tail, maka achirnja semua kerabatnja itu banja bisa menasehatkan untuk Yo Tjie melarikan diri sadja Dengan melarikan diri urusan akan beres, sebab ini adalah satu2nja djalan, djalan lain tidak ada lagi.

Ber-hari2 Yo Tjie mengeram dirinja didalam rumah, atjapkali nampak ia duduk di serambi muka rumahnja dengan masgul dan bertopang dagu.

Orang tuanja dan anak isterinjapun ikut berprihatin atas apa jang telah diderita Yo Ijie. Akan tetapi dengan djalan demikian terus menerus tidak akan ada perubahannja, bahkan hari2 terus berlalu dan djarak batas waktu jang hanja sebulan itu kian dekat Yo je merasa dadanja sesak dan akan meledak memikirkan nasi nja ini.

Pada suatu lari ia mem-buka2 almarinja dan mengeluarkan pedang pusaka dari leluhrnja, ia amat memjuntai pedang pusaka ini karena di samping ini warisan dari leluhur, pedang ini tadjamnja tak ada bandingannja

Ia menimang-nimang pedang itu, dan achinja mengambil suatu keputusan untuk didjualnja. barangkali sadja hasil pendjualan pedang ini bisa untuk menutup ganti rugi sebagai tuntut an dari Ko Kiu atas dirinja. Ja, siapa tahu pedang ini dapat laku dengan harga jang tinggi. Maka ia lalu membawa pedang na keluar untuk menemui is tinja dan berunding:

“Hudjin, pedang warisan lelulurku ni be ok akan kudjual, barangkali adja hasil pendjualannja bisa untuk menutup beaja tuntutan

56