Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri V.pdf/59

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pengadilan, bagaimana pendapatmu? Yo Tjie agak takut² mengeluarkan kata² ini pada sang istri, maka kata² jang keluar dari mulutnja agak kaku dan penuh keraguan.

Istri Yo Tjie terkesiap dan sesaat tak dapat ber-kata, ia sangat menghormati suamiaja dan mendjundjung tinggi leluhur suaminja, kini pusaka warisan leluhur itu akan didjual dan akan pindah kelain tangan, bagaimana berat perasaan jang ditanggungnja..........

Yo Tjie dengan gugup menjambung kata²nja:

„Aku mengerti batwa benda ini warisan leluhur jang harus kita hormati dan djundjung tinggi, bahkan kita harus dapat melindunginja dengan benar2. Tetapi Hudjin, bila njawa kita teranjam dan rumah tangga kita bakal morat marit, apakah kita tetap akan berpegang pendirian setjara mutlak? Bila kita mendapat tjelaka. mana dapat kita melindungi pusaka leluhur ini? Maka usulku ini kiranja kau dapat menjetudjui, kelak dengan berusaha sungguh² kita tebus lagi pusaka ini, bagaimana.......?“

Istri Yo Tjie berlinang air mata, ia memandang kepada Yo Tjie dengan tadjam, terlihat bibirnja ber-gerak tetapi tak sepatah katapun melun jur keluar dari mulutnja.

Kembali terdengar suara Yo Tjie jang meminta persetudjuan dari istrinja : “Kita dalam keadaan terpaksa HuDjin, bukannja kita tidak

menghormati kepada leluhur kita lagi, tetapi demi keutuhan rumah tangga kita, bagaimana? Dapatah kau menerima usulku ini? Ho

57