Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri V.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pur dan mentjari santapan, selesai makan minum, ia langsung menudju kekamarnja dan tidur.

Pada hari ketiga atau hari terachir bagi Liem Tjiong untuk mentjari mangsanja, seperti halnja pada pagi hari jang kedua, ia turun pada saat hari belum terang. djadi sekitar pe gunungan itu masih penuh diliputi oleh kabut dan halimun jang gelap tebal, dengan membawa Pok Too nja Liem Tjiong turun sambil berlari-lari, sebab dengan berlari akan dapat menghilangkan rasa dingin.....

Liem Tjiong kembali menudju ketempat persembunjiannja dan tak berani bergerak siap siaga menantikan mangsa jang mungkin lewat dihadapannja Daun² pohon jang bergesekan ditiup baju, membuat hati Liem Tjiong bertjekat dan gugup. Bila sampai nihil tanpa hasil lagi, wah, sungguh tjelaka tiga belas, ia akan hidup didalam ketidak tenangan, hidup didalam kedjaran dari tentara²negeri jang bengis dan se-wenang².

Matahari makin tinggi, panas dan penat sudah tidak dirasakan lagi oleh Liem Tjiong, jang terpikir olehnja banjalah kepala manusia, ja, kepala manusia! Dengan memenggal kepala manusia barulah ia bisa setjara sjah diterima sebagai anggota kesatria gunung Liang San, tetapi apabila gagal ?.........Ah, akan hidup sebagai pelarian jang tidak aman lagi .

Merambatnja sang waktu, membuat ketjemasan hati Liem Tjong mendjadi², keri-

37