Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri V.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ngat mulai ber-ketes² membasahi muka dan seluruh tubuhnja.

Tusukan duri dan gigitan semut² liar tidak ia hiraukan, matanja tak lepas² memandang kearah djalan ketjil dikaki pegunungan itu, untuk menanti, ja, menanti....... manusia jang lewat.

Kira² djam 3, siang, dimana Liem Tjiong sudah kepajahan mendekam di semak²,sebab kaki dan punggungnja kesemutan dan kaku. Pada saat itulah tiba² dari arah depan ia mendengar suara langkah kaki seseorang jang mendatangi, orang itu berdjalan sambil bernjanji.

Hati Liem Tjiong bertjekat, semangatnja berkobar bagaikan minjak menjala jang tersiram air, matanja beringas dan tangan kanannja siap meraba ke pedang pendeknja.

Orang itu makin lama makin mendekat, tubuhnja tinggi besar, lebih gemuk dibandingkan Liem Tjiong, mengenakan pakaian kemiliteran dan memakai ikat kepala warna merah, berdjalan hendak melalui dimana Liem Tjiong menjembunjikan diri. Dipundak orang itu memikul sebuah pikulan jang agak berat, sehingga djalannja kurang leluasa dan sempojongan. Liem Tjiong merasa sangat girang, hari ini aku telah memperoleh kepala manusia, tinggal sadja mengulurkan tangan dan menabasnja

Liem Tjiong menanti sampai orang itu sudah tiba dihadapannja, setjepat kilat ia melontjat keluar dari semak2 dan mengatjungkan Pok Toonja. Orang itu terkedjut dan membuang

38