Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri V.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kas besar itu, suara tawa jang meledak terbahak² dari Ong Lun, ia merasa sangat girang, sebab hanja tinggal sehari kesempatan bagi Liem Tjiong untuk mendjalankan tugas memenuhi sjaratnja.

Ja, kesempatan jang terachir, dan menentukan. Akan dapat tetap tinggal di Liang San atau akan terusir lagi, hanjalah hari esok, hari ketiga jang akan memberikan keputusan. Tetapi Ong Lun jakin dan pasti bahwa Liem Tjiong akan gagal dan tidak dapat memenuhi sjarat, maka ia tertawa ter-bahak 2 mendengar laporan Liem Tjong ini.

Liem Tjiong sangat berprihatin mendengar suara tawa jang menusuk hati itu, tidak ia hiraukan dan pikirkan dalam². Dengan suara jang bersemangat ia berdjandji dihadapan ketua kesatria gunung Liang San itu ;

“Esok masih ada kesempatan bagi Siauwtee untuk mendjalankan kewadiiban mentjari kepala manusia maka monon diri untuk beristirahat. Bita besok Siauwied gagal apa boleh buat terpaksa Siauwtee akan hidup didalam alam jang tidak tenang, sebab kemanapun tentara kerajaan selalu mengincjar dan akan membekuk diriku, semoga Pangiju suka memberikan kelonggaran berilah restu.” Liem Tjiong berdiri dan meninggalkan ruang markas itu. Terdengar suara Ong Lun dengan ter-batuk2 menanggapi kata2 Liem Tjiong, „Ingatlah! bahwa besok adalah hari jang terachir bagimu, maka djangan sampai gagal. Bila kau gagal kami tidak akan dapat memberikan tempat untukmu lagi“ Liem Tjiong terus menudju keda-

36