kan warta tentang perpindahannja.
— „Lie Siauwtee, aku mendapat tugas baru, hari ini djuga aku harus berangkat ke Hong Swat San untuk mendjaga gudang merang. Maka pagi2 ini aku datang kemari untuk berpamit, sekalian memberi tahu kau suami istri.”
Lie Siauw Djie suimi istri agak tertegun, mereka diam sesaat, setelah agak lama berdiam diri barulah Lie Siauw Djie membuka kata:
― „Liem Kauw Thauw, kita satu sama lain sekarang ini makin djauh tempatnja, Siauwtee harapkan semoga kau selamat dan tak kurang suatu apa. Dan walaupun orang² itu belum muntjul djuga, tetapi ditempat jang lebih terpentjil itu, djangan sampai lengah, ber-hati²lah senantiasa”
Lie Siauw Djie memberi pesan.
― „Terima kasih, terima kasih, aku akan selalu mengingat dan mendjalankan nasehat²mu itu Nah, aku segera mohon diri, sebab bila terang tanah, tjuatja akan teramat panas.”
Istri Lie Siauw Djie manahan untuk tidak tergesa-gesa :
— „Liem Kauw Thauw, baik minum² dulu tehnja sedang hangat²nja. Dan aku bungkuskan kue² kesenanganmu bukankah kau hanja ditugaskan dilingkungan kota Tjhung-Tjhiu Too, perdjalanan itu hanja memakan waktu 5 atau 6 djam, djangan ter-buru2, djangan ter-buru2, waktunja masih pandjang”
46