lingnja mendjadi lebih seram seperti kuburan jang keramat. Jang terdengar hanjalah desau angin suara2 tjengkerik dan belalang serta burung-burung hantu, merupakan nada2 dari suara monotoon jang mendjemukan..........
Tamu itu sekali dua kali menguap, Liem Tjiong sendiri menggeliat karena badannja terasa kaku, maka ia lalu mengadjak tamunja untuk tidur.
— „Hajolah kita tidur sebab hari telah larut malam.”
— „Ja, ja, aku teramat ngantuk dan lelah.”
Keduanja lalu masuk kedalam kamar dan sesaaat kemudian mulailah terdengar dengkur mereka ber-saut²an, se-akan² bersaing.
Tatkala ajam² djantan mulai berkokok Liem Tji ong bergegas bangun dan bebenah semua pakean dan perlengkapan jang ada padanja dimasukkan kedalam pauwnok.
Hari belum terang benar, tetapi Liem Tjiong lalu membangunkan tetamunja serta mohon diri untuk bertugas keposnja jang baru.
Ia tidak langsung menudju keposnja gedung melang itu, tetapi membelok kebarat untuk mampir kewarungnja Lie Siauw Djie.
Pada saat pagi buta itu, warung Lie Siauw Djie masih tutup, maka Liem Tjiong mengetuk pintunja beberapa saat. Setelah dibukakan Liem Tjiong masuk dan menjampai
45