Lompat ke isi

Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri IV.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ni, temanku hanja njamuk dan tjitjak, hahaaaa...“

Tamu itu masuk dan me-lihat² keadaan sekeliling, malam itu angin bertiup agak keras, sehingga bunji daun² dan ranting² jang bergesekan amat gaduh, menegangkan bulu roma. Tjuatja diluar agak gelap setelah melongok sana sini, tamu itu lalu berpaling kearah Liem Tjiong dan berkata;

— “Liem Kauw Thauw, tempat ini sangat sunji dan letaknja djauh dari kota, sangat terpentjil ......”

— Liem Tjiong menatap muka tamunja dengan tadjam kemudian ia berkata dengan suara dalam tenggorokan

— „Loheng, disini masih lumajan, bila ada keperluan apa² lari sebentar sudah sampai ke dalam kota Ketahuilah bahwa esok hari aku dipindahkan ketempat jang lebih sunji.....”

— „Haah? Djadi kau ditempatkan dimana?”

— „Aku dipindahkan kepuntjak pegunungan Hong Swat San. untuk mendjaga gudang merang pemerintah, jah..... disana lebih terpentjil dan amat djauh dari kota, pun tidak ada teman disana. Djadi jang menemaniku banja babi hutan ular serta binatang² buas”.

Tamu Liem Tjiong itu meleleikan lidahnja ke luar, ia bergidik mendengarkan uraian Liem Tjiong tentang tempat barunja di Hong Swat San Mereka ber-tjakap2 sampai larut malam dan setelah sumbu2 lilin sudah mentjapai pada pangkalnja, padamlah njala² lilin itu.

Keadaan ruang Thian Ong Tong dan sekeli-

44