Setelah tamu² itu tak kelihatan lagi batang hidungnja, barulah Lie Siauw Djie mendekati istrinja dan bertanja :
= „Hudjin, apakah jang mereka sedang pertjakapkan ? djangan2 suruhan Ko Kiu untuk mentjelakai Liem Kauw Thauw, aku sangat bertjuriga pada mereka.”
— „Lie Koko. sajang sekali aku tak dapat menangkap apa jang mereka sedang bitjarakan, sebab mereka berbitjara dengan berbisik bisik, amat pelan. Tetapi akupun mempunjai firasat jang sama, mereka datang kekota ini pasti akan mentjelakai Liem Koko, Maka lebih baik kau tjepat2 pergi ke Thian Ong Tong untuk menjampaikan warta ini pada Koko supaja dia dapat berwaspada dan ber-djaga².”
Istri Lie Siauw Djie memberi saran pada suaminja.
— „Ja, ja, aku harus segera kesana, siapa tahu badjingan2 jang kedjam itu akan bertindak malam hari ini djuga, Hudjin, aku pergi sekarang, djagalah warung ini sendiri, dan perhatikan setiap ada tetamu jang mentjurigakan.”
— „Ei, Lie Koko bawakan serta ini beberapa kue kesenangan Liem Koko !”
Sambil tersenjum istri Lie Siauw Dji mengangsurkan sebuah bungkusan pada suaminja.
Siang hari itu Liem Tjiong setelah membersihkan lantai2 dan tembok Thian Ong-
37