Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri IV.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— „Maka dari itu Liem Kauw Thauw, sering² lah datang kewarungku, sekalian berkenalan dengan istriku. Aku disinipun tidak mempunjai sanak famili, alangkah senangnja hati kami bila Liem Kauw Thauw suka mengikat tali persaudaraan dengan kami, sehingga bila ada kesukaran boleh kita saling tolong menolong dan bantu membantu.......“

„Baiklah Lie Siauwtee, aku menjetudjui dan akur dengan usulmu. Mulai hari ini kau kuanggap sebagai saudara mudaku, dan aku tidak akan sungkan² lagi untuk meminta bantuanmu, bila ada kesukaran² jang kualami di kota ini hahaa... haha...”

Liem Tjiong menepuk-nepuk bahu Lie Siaw Djie, dan Lie Siauw Djie sendiri menundukkan kepalanja, nampak matanja berkatja banna terharu, Betapa tidak ? Puluhan tahun ia berkelana sebatang kara, tanpa sanak saudara, orang tuanja telah lama berpisah dan tak tahu parannja......namun kini ia telahmempunjai saudara jang gagah dan berdjiwa-mulia, maka saking terharunja, sampai² ia meneteskan air mata.

= „Liem Kauw Thauw mari bersamaku pergi kewarung kita sama² makan disana sambil meneruskan pertjakapan kita.“

— „Baiklah aku menjertaimu pergi kewarungnu.“

Liem Tjiong bergegas untuk pergi kewarung bersama Le Siauw Djie. Keduanja dengan riang gembira menudju kewarung makan kediaman Lie Siauw Djie Istri Lie Siauw Djie

33