nar² takut pada Lo Tie Djim jang gagah dan berdarah panas.
Tetapi belum mereka bertindak sepuluh langkah, Lo Tie Djim telah berteriak untuk mereka kembali lagi :
“Hei, kembali ! Aku belum makan Hajo kita kembali kewarung dulu untuk tengsel perut. "Lo Tie Djim memapah Liem Tjiong balik keluar hutan lagi, terpaksa Siek Pa dan Tang Kiauw mengikuti dari belakang. Tiba diluar hutan hari telah djam 3— siang, hawa udara sedung panas²nja.
Lo Tie Djim memilih warung makan jang terbesar, dan memesan arak serta beberapa matjam masakan. Sambil makan minum Liem Tjiong dan Lo Tie Djim asjik ber - tjakap².
„Kita berangkat besok hari sadja, hari telah hampir sore, sedang didalam hutan itu tidak ada seoramgpun jang tinggal. Maka amatlah sukar untuk kita mentjari tempat bermalam. Disamping itu banjak sekali babi² hutan jang liar mengganas, atjapkali mereka menjerbu orang² jang sedang berdjalan dan membunuhnja. Oleh hal inilah maka hutan di sini disedut Ya Tie Liem artinja Hutan Tjeleng.”
Lo Tie Djim memberi keterangan pada Liem Tjiong. Tiba² dirasanja perut Le Tie Djim mual, karena terlalu banjak makan tjepat² ia berdiri dan lari kebelakang.
Liem Tjiong tertawa melihat tingkah la-
7