ber-hati²lah diperdjalanan sebab kau seorang diri....“
Tju Bu lalu memerintahkan adiknja untuk memberikan 50 tail perak dan sedikit arak untuk bekal dalam perdjalanan, Dengan penuh keharuan, sétélah ber-pelukan berpisahaniah mereka, Su Tjin dengan hati mantep turun gunung untuk mentjari suhunja.
Pada suatu hari tibalah disebuah kota jang bernama Kwan See, maka berhentilah ia dan memasuki sebuah warung makan. Sambil makan minum ia lalu memanggil pelajan, dan mengadjukan pertanjaan :
„Tahukah engkau dengan seorang pendjaga benteng jang bernama Ong Tjin ? Aku dalam perdjalanan telah bertanja puluhan kali kepada penduduk disini, tetapi tak seorangpun jang mengetahui, barangkali Lauwhia tahu“.
Pelajan itu setelah berpikir sedjenak lalu memberikan djawaban : „Dikota Kwan See int banjak orang jang her Ske Ong, ada 5 atau 6 komandan pendjaga benteng jang Shenja Ong, maka aku tak tahu Ong Toa jang mana jang kau maksud ?......
Belum habis pelajan itu bersoal djawab, maka tiba² muntjul, seorang pendjaga beateng pula jang masuk ke warung itu.
Orang jang baru masuk ini tububnia tinggi besar, perutnja gendut matanja lebar dan tangannja kasar, sehingga begitu orang melihat sudah tahu bahwa se—tidak²nja orang ini pasti memiliki bugee jang tinggi.
Pelajan itu setelah melihat orang tinggi besar itu lalu berkata pada Su Thin : „Baiklah saudara bertanja pada suhu ini, barang kali suhu ini mengerti dan kenal dengan jang kau tjari.”
Orang tinggi besar ini adalah Lo Tie Djim jang tjinta akan keadilan, walaupun orangnja kasar telapi djiwania adalah mulia.
Tatkala ia mendengar ada orang jang mentjari Ong -
22