dara dari gunung Siauw Hwa San !
Tatkala fadjar mulai menjingsing, sampailah 4 saudara dibawah kaki gunung Siauw Hwa San, sehingga mereka merasa berbesar hati, segera mengerahkan sisa semangat untuk segera mendaki puntjak Siauw Hwa San.
Anak buah Tju Bu sangat girang atas kedatangan tjukong²nja dengan selamat, mereka lalu datang bergantian untuk memberikan penghormatan serta berkenalan dengan Kiu Bun Liong Su Tjin. Tju Bu memerintahkan anak buahnja untuk menjembelih babi, diadakan djamuan setjara meriah dan besar²an.....
Setelah beberapa hari tinggal di Siauw Hwa San, pada suatu hari Su Tjin menemui ketiga saudara angkatnja dan berkata ; „Saudara²ku, aku tidak merasa ketjewa aku ikut bersamamu kemari, ake benar² ichlas dan rela atas musnanja rumah tanggaku. Malahan bila kalian setudju, aku ingin menggabungkan kalian dengan guruku Ong Kauw Tho [Ong Tjin].
Bagaimanakah pendapat saudara²ku dalam hal ini ?
Tju Bu dan saudara²nja serempak mendjawab ;
„saudara Su Tjin, kau telah mengorbankan se-gala²nja. maka baiklah engkau tinggal di Siauw Hwa San sadja bersama kami, namamu telah ikut tjemar dan mendjadi buronan pemerintah, chawatir bila kau turun gunung akan menemui kesukaran² dan membahajakan diri.
Su Tjin ; „Bukankah aku ingin mentjari kehidupan mewah, tetapi aku amat rindu kepada guruku maka perkenanlah aku turun gunung untuk mentjari guruku Bila nanti aku bertemu, maka akan kuadjak beliau bergabung bersama kita, dengan demikian bukankah persatuan kita akan mendjadi lebih kuat?“
Tju Bu mengelah napas pandjang: „Jah ....... tidak ada suatu perdjamuan tanpa achir
Dan tidak ada pertemuan tanpa perpisahan Saudara Su Tjian dengan oerat terpaksa kami melepaskan
21