Graaf de Monte-Cristo/Bab 4

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
PERKDAMIAN DJAHAT.
________

Danglars mengawasi pada Edmond aan Mercedes, sampe doewa orang ini soedah djalan membelot di satoe tikoengan dan tiada kalihatan lagi Sedang bagitoe, Fernand ada tinggal berdoedoek dengan bergoemetar dan berwarna poetjat; Caderousse ada menjanji dengan soewara poetoes-poetoes.

»Soenggoeh! sobatkoe!" kata Danglars kapada Fernand; »itoelah satoe kawinan jang tiada senang­ ken hati segala orang."

»Kawinan itoe memoetoesken akoe poenja ha­rapan," sahoet Fernand.

— »Apa kaoe tjinta pada Mercedes ?"

— »Akoe tjintai dia dengan sagenap hatikoe."

— »Soedah lama?"

— »Sadari akoe baroe kenal jadanja, akoe soe­dah merasa tjinta."

— »Tapi kaoe ini djambakiramboet sendiri, sedang kaoe misti tjari atoeran aken goena perkaramoe! Adjaib ! akoe tiada sekali kira, bahoewa orang-orang jang seperti kaoe ini, bisa berlakoe bagini roepa !" — »Apatah sekarang, jang akoe misti perboewat?”

— »Akoe ’mana taoe? Itoe boekan perkarakoe! Boekan akoe jang tjintai nona Mercedes, hanja kaoe. — Indjil berkata: tjarilah, dan kaoe nanti mendapat.”

— »Akoe soedah dapat. . . . .

— »Dapat apa?”

— »Dapat ingatan aken boenoeh Edmond Dantes; tapi Mercedes telah bilang padakoe, jang djikaloe toendangannja djadi binasa, ia nanti memboenoeh diri.”

— »Ach! orang bilang sadja bagitoe, tapi orang tiada nanti berboewat bagitoe.”

— »Kaoe tiada kenal adatnja Mercedes, Toewan! kaloe ia soedah mengantjam, ia nanti lakoeken djoega antjamannja itoe.”

»Hm!” kata Danglars di hati: »apa itoe prampoewan memboenoeh diri atawa tida, itoelah akoe tida perdoeli, kaloe sadja Dantes tiada djadi kapitein.

Sedang bagitoe, Fernand berkata aken teroesken omongannja: »Dan pada sabelon Mercedes mati, akoe nanti boenoeh dirikoe sendiri.”

»Ha! itoelah satoe katjintaän jang benar!” kata Caderousse dengan triak sabiasanja orang mabok: »kaloe boekan, maka njatalah akoe ini tiada taoe a, a adanja katjintaän!”

»Akoe rasa,” kata Danglars pada Fernand: »kaoe ini satoe lelaki baik; akoe merasa ingin bisa toelengi kaoe, tapi. . . . . .

»Kaloe bagitoe," kata Caderousse dengan poe- toesken omongan orang: »katakenlah pikiranmoe!'--

»Sobatkoe!" kata poela Danglars: »kaoe ini soedah tigaper-ampat mabok; kosongken ini fiesch! dan kaoe lantas djadi mabok betoel. Maka minoemlah sadja, dan djangan tjampoer di dalam kita poenja perkara. Aken omongken apa jang kita haroes perboewat, kita misti pake ingatan jang terang"

»Apa kaoe bilang? akoe ini mabok?" kata Caderousse: »Kaoe sendiri mabok, maka bisa bilang bagitoe! Akoe masih bisa kosongken lagi tiga botol anggoermoe ini, jang botolnja tida lebih besar dari botol Ajer Cologne ! Pamphilius, bawa anggoer lagi!"

Dan soepaja omongnja itoe djadi bertambah keren Caderousse itoe menoemboek dengan gelas kapada medja, hingga gelasnja djadi terpetjah.

»Kaoe hendak menoeloengi, dan hendak membilang apa kapadakoe? Toewan!" kata Fernand kapada Caderousse, jang dipoetoesken omongannja i-

»Ja, tapi apatah jang tadi akoe hendak kataken?' sahoet Danglars: »Ini Caderousse jang mabok, soe - dah petjahken apa jang tadi ada di dalam ingatankoe sehingga sekarang akoe tra ingat apa adanja itoe."

»Mabok sabagimana kaoe soeka kataken," kata Caderousse: »tapi bertambahlah djeleknja orang-orang jang takoet sama anggoer: ia-orang takoet sama itoe, dari sebab ada ampoenja ingatan djahat dan ada koewatir, kaloe-kaloe ajer anggoer nanti ...njoetken itoe !"

Habis bilang bagitoe, teroes sadja Caderousse itoe menjanji bagini:

»Ajer tawar minoeman orang-orang berdosa,
Kiamat ajer djeinan nabi Noch kanjataännja.
Jang takoet anggoer, dia haroes binasa,
Haroes linjap dan moesna dari ini doenja!"

»Kaoe berkata, Toewan!" kata poela Fernand pada Danglars : »bahoewa kaoe hendak membri toeloengan kapadakoe ; tapi kaoe soedah maoe teroes berkata lagi."

»[..] sahoet Danglars: »akoe soedah maoe berkata bagini: tapi apa nanti tjoekoep adanja toeloengankoe, kaloe akoe adaken sadja satoe perkara, soepaja Dantes t'ada djadi kawin sama itoe nona jang kaoe tjinta? Akoe rasa kawinan itoe boleh djoega ditjegahken, sedang Dantes tinggal hidoep djoega."

»Melinken kamatian sadja bisa tjereken marika itoe satoe dari lain," kata Fernand.

»Kaoe ini mengomong seperti orang jang tida taoe satoe apa, sobat!" kata Caderousse; »tapi di sini ada Danglars jang amat tjerdik di antara orang-orang tjerdik; dia ini nanti njataken padamoe, bahoewa kaoe soedah salah pikir. — Hajo, njatakenlah itoe, Danglars ! Akoe soedah tanggoein kaoe ini. Njatakenlah, bahoewa tiada sekaU perloe aken Fernand ini memboenoeh Dantes ; lain dari bagitoe, sajang sekali, kaloe Dantes misti mati. Dia itoe satoe anak jang baik; akoe soeka sama dia! — Dantes akoe minoem slamat aken kaoe, Dantes!"

Fernand berbangkit, salakoe orang jang habis kasabaraunja.

»Biarken dia mengatjo!" kata Danglars, sambil memegang pada Fernand jang maoe berangkat menoemboek orang; »maskipoen ia mabok, omongannja tida samoewa salah. Kaloe Dantes disingkirken djadilah djoega ia terpisah dari itoe nona, sepe[...] tertjere oleh elmaoet; tjobalah kaoe ingat, saän[...] di antara Dantes dan Mercedes itoe ada temboknja pemboewîân, tiadakah sama djoega, seperti Dantes itoe ada di dalam koeboer?

»Ja, tapi dari dalam pandjara orang boleh kaloewar kombali," kata Caderousse, jang maskipoen soedah teramat poesing masih maoe djoega toeroet bitjara: »dan kaloe orang kaloewar kombali serta ada bernama Edmond Dantes, orang nanti membalas sakit."

»Itoe tida mengapa," kata Fernand.

»Lain dari bagitoe," kata poela Caderousse »mengapatah orang nanti pandjaraken Dantes? Ia tida memboenoeh, tida mentjoeri, tida meloekai...

»Diamlah!" kata Danglars.

»Akoe tida maoe diam!" sahoet Caderousse »akoe maoe biar orang bilang padakoe, mengapa orang nanti pandjaraken Dantes; akoe tjinta pada Dantes! aken kaslamatanmoe, Dantes!" Sambil berkata bagitoe, Caderousse îtoe mengangkat gelas tinggi-tinggi dan lantas minoem [...]nja gelas itoe.

Danglars melihat pada matanja Caderonsse, dan ia rasa jang orang ini soedah djadi mabok betoel; kemoedian ia menengok dan berkata pada Fernand:

»Kaoe mengarti sekarang, bahoewa tiada perloe kaoe memboenoeh Dantes?"

— »Ja, kaloe sadja — seperti tadi kaoe berkata— ... ada lantaran aken masoekken Dantes ka dalam pandjara. Tapi apa kaoe ada akal aken dapatkan itoe lantaran?"

— »Kaloe kaoe mengoesoet-oesoet dengan tertib, kaoe tantoe nanti dapatken djoega, — Tapi tjilaka ...lat! boeAvat apatah djoega akoe tjampoer di dalam hal ini? Apa hal ini djadi perkarakoe?"

— »Akoe tida taoe, apa hal ini djadi perkaramoe [...]wa tida; tapi akoe taoe, bahoewa kaoe ini ada pembentji kapada Dantes. Saorang jang membentji [...]dalah bisa salah mendoega, kaloe ia merasa ada [...]elihat kabentjian itoe di hati lain orang."

— »Bagimanatah boleh djadi, akoe ini ada membentji kapada Dantes!? Tida sekali! Akoe ada [...]rasa sadja, bahoewa kaoe ini ada berdoeka, dan [...]doekaänmoe menerbitken rasa kasihan di dalam hatikoe; tapi kaloe sekarang kaoe mendoega, bahoewa akoe sendiri ingin datangken katjilakaän [...]da Dantes, — slamat tinggal, sobat ! toeloenglah dirimoe sendiri, sabrapa jang kaoe bisa." Habis bilang bagitoe, Danglars itoe lantas melag... maoe berdjalan pergi.

»Nanti!" kata Fernand sambil memegang padanja: »diamlah doeloe; sabenarnja, tida sekali akoe perdoeli, apa kaoe. membentji pada Dantes, atawa tida; tapi akoe sendiri ada bentji padanja dan akote kataken itoe dengan teroes-terang. Tjarilah satoe akal, dan akoe nanti goenaken itoe, kaloe sadja boekan perkara memboenoeh; kerna Mercedes soedah berkata, jang ia nanti memboenoeh diri, kalö orang memboenoeh Dantes."

Caderousse, jang tidoerken kapala di atas medja lantas angkat kapalanja itoe, laloe dengan memandang pada Fernand dan Danglars, ia berkata:

»Memboenoeh Dantes! Siapatah jang hendak memboenoeh Dantes? Akoe tida maoe, orang memboenoeh padanja: dia itoe sobatkoe dan tadi pagi ia maoe kasih akoe pake doewitnja, seperti akoe soedah kasih dia pake döewitkoe. Akoe tiada maoe orang memboenoeh Dantes!"

»He! siapatah djoega ada berkata hendak memboenoeh kapadanja? kata Danglars: »Orang me...linken bitjara aken memain, lain tiada. Minoemlah aken slamatnja Dantes itoe," kata poêla itoe Danglars sambil isiï gelasnja Cadéronsse : »dan biarkenlah kita-orang mengomong-omong dengan senang."

»Ja, ja, aken slamatnja Dantes!" kata Caderousse sambil mengangkat gelas: »aken slamatnja Dantes . . . . aken slamatnja .... tah, kering!" »Ada akal apatah?" kata Fernand pada Danglars.

— »Belonkah djoega kaoe dapatken itoe?"

— »Belon ; kaoe poen ada djandji aken toeloeng tjari itoe."

— »Ja ! orang-orang Prasman ada lebih dari orang-orang Spanje: orang Spanje berpikir-pikir dan orang Prasman dapatken apa jang perloe."

— »Kaloewarkenlah sigra akalmoe !"

Danglars lantas menengok pada orang jang poenja roemah minoeman, laloe berkata: »Bawa pena, kertas dau tinta!"

»Pena, kertas dan tinta?" kata Fernand dengan heran.

»Ja," sahoet Danglars: »akoe ini poen djoeroe-toelis. Pena, tinta dan kertas ada djadi perabotkoe; ...tida dengan perabot, akoe trabisa kerdja."

»Kasih pena, kertas dan tinta!" kata Fernand dengan triak.

Satoe boedjang datang bawa barang-barang itoe dan taro di atas medja.

»Orang bilang," kata Caderousse sambil taro tangannja di atas itoe kertas jang baroe datang: »bahoewa barang ini ada tjoekoep aken memboenoeh orang, dan lebih baik orang goenaken ini, dari pada menoenggoe liwatnja orang di tampat soenji. Akoe ada merasa lebih takoet pada pena, kertas dan tinta, dari pada takoet golok atawa pistool."

»Ini badoet belon mabok sabagimana jang kita sangka,” kata Danglars dengan perlahan kapada Fernand: »isïlah lagi gelasnja!”

Fernand lantas isiï gelas itoe, dan Caderouss lantas pindahken tangannja dari pada kertas kapada gelas.

Saban gelas itoe soedah djadi kosong, Fernand isiï lagi, sampe Caderousse djadi roeboeh dan djatohken gelasnja ka atas medja.

»Sekarang ia mabok!” kata Fernand jang melihat lakoenja Caderousse.

»Dengarlah! »kata Danglars: »tjobalah kaoe ingat, apa jang nanti djadi, djikaloe pada sasoedah nja Dantes itoe berlajar lama dan di palajarannya itoe ia ada naik ka darat di Napels dan di Elba lantas ada orang jang mengadoe pada Procurcure Baginda Radja, bahoewa Dantes itoe ada djadi orang titahannja Keizer Napoleon Bonaparte?”

»O! akoe nanti toedoeh padanja, jang ia adaken djadi orang itoe!” kata Fernand dengan girang.

»Ja,” kata poela Danglars: »tapi orang nanti soeroeh kaoe menanda tangan di bawahnja kaoe poenja dakwaän jang nanti ditoelisken, dan orang nanti panggil kaoe datang ka hadepan orang jang kaoe dakwa, Akoe nanti kasih padamoe, apa jang perloe aken kaoe tegoehken dakwaänmoe, itoe soedah tantoe; tapi Dantes tida nanti tinggal seoemoer hidoep di dalam pandjara, dan kaloe kaloewar, tjilakalah orang jang telah menjilaken padanja.” »O, itoelah satoe perkara jang betoel-betoel akoe kapingin!" kata Fernand: »biarlah ia datang aken berbantah sama akoe."

»Ja," kata poela Danglars : »tapi Mercedes nanti membentji sangat kapadamoe, kaloe kaoe brani tjakar sedikit sadja koelitnja itoe Edmond Dantes jang tertjinta !

»Ach, benar sekali!" kata Fernand dengan merasa soekar.

»Sebab bagitoe," kata Danglars: »baiklah djoega kita berboewat sabagimana akoe berboewat pada sekarang ini, jaitoe memegang pena, tjeloep itoe di tinta dan toelis dengan tangan kiri soewatoe pengakoeän jang bagini boenjinja."

Habis bilang bagitoe, lantas sadja Danglars itoe menoelis dengan tangan kiri dan dengan hoeroef-hoeroef berdiri, jang beda sekali dengan toelisannja jang biasa; komoedian ia kasih toelisannja itoe kapada Fernand, jang lantas membatja itoe dengan soewara perlahan, bagini :

„Toewan Procureur Baginda Radja dibri taoe oleh sohatnja tachta dan agama, bahoewa saorang bernama Edmond Dantes, stuurman besar dari kapal Pharao, jang tadi pagi baroe datang dari Smyrna, pada sasoedahnja mampir di Napels dan Porto Ferrajo,[1] telah ada membawa soerat dari Murat[2] kapada Napoleon, dan oleh Napoleon disoeroeh membawa satoe soerat kapada kawanan dari orang orang Bonapartisch[3] di kota Parijs. — Orang nanti dapàtlien kanjataän salahnja stuurman itoe, kaloe orang tangkap dia, dan dapatken itoe soerat pada badannja, atawa di roemah bapanja, atawa di dalam kamarnja di kapal Pharao."

»Dengan atoeran bagini," kata poela Danglar, pada Fernand: »kaoe poenja pembalasan sakit djadi dilakoeken dengan tjerdik, tiada nanti boleh djadi menjoesahi kapadamoe, dan segala perkara nanti berdjalan sendirinja. Sekarang tiada apa lagi jang misti diperboewat, hanja misti lipatken sadja soerat ini bagini, dan toelisi alamatnja; »»Kapada Toewan Procureur Baginda Radja/'" lantas segala perkar jang perloe, soedah djadi seleseh diperboewat."

Sambil bilang bagitoe, Danglars itoe lipatken ito soerat dan toelisi alamatnja.

»Ja, samoewa soedah seleseh diperboewat!" kata Caderousse, jang maskipoen soedah sangat djadi mabok, masih bisa djoega dengar apa jang dibatja dan bisa mengarti djoega apa jang nanti djadi dengan lantaran itoe dakwaan: »dan dengan lantaran perboewatan ini nanti terbit satoe perkara amat doerhaka !"

Sembari kata bagitoe, Caderousse itoe maoe ambil itoe soerat jang ada di depan Danglars. »Ach," kata Danglars sambil laloeken itoe soerat dengan tjepat: »apa jang akoe perboewat dan bilang , itoe melinken aken memain sadja, Akoe tiada sekali maoe aken Dantes dapat tjilaka; itoe Dantes poea baik sekali! sebab itoe, lihatlah!" katanja poela sambil bedjak-bedjak sedikit itoe soerat, laloe lemparken ka satoe podjok di itoe roemah minoeman.

»Itoe betoel!" kata Caderousse: »Dantes itoe sobatkoe, dan akoe tiada maoe orang menjilakai padanja."

»Hola! siai atah djoega ada niatan berboewat djahat?" kata Danglars sambil berbangkit dan memandang pada Fernand jang tinggal djoega berdoedoek, ...pi melirik kapada itoe soerat jang dilimparken tadi.

»Kaloe bagitoe," kata poela Caderousse: »biarlah orang bawa lagi anggoer! akoe maoe minoem aken slamatnja Edmond dan itoe nona Mercedes jang eilok !"

»Kaoe soedah minoem lebih banjak dari terlaloe banjak, pemabokan!" kata Danglars: »kaloe kaoe minoem teroes sadja, kaoe nanti djadi terpaksa aken tidoer di sini, sebab kaoe tiada nanti bisa berdjalan."

»Apa?" kata Caderousse dengan triak: »Akoe tiada nanti bisa berdjalan! Akoe maoe bertaroh, jang akoe masih bisa mandjat ka atas martjoe Acoules dengan tiada tersontoh sontoh !"

»Baik!" sahoet Danglars sambil tersenjoem: »akoe maoe bertaroh, tapi di hari esok. Sekarang soedah ...tang waktoe aken berdjalan poelang. Mari tanganmoe dan biarlah kita lantas berangkat "

»Mari kita berangkat," kata Caderousse : »tap tida perloe kaoe pegangi katekkoe, Dauglars! Hajo Fernand! apa kaoe maoe pergi bersama-sama ka kota?"

»Tida." sahoet Fernand: »kerna akoe maoe poelang ka desa orang Catalaan."

— »Kaoe salah; lebih baik kita pergi ka kota hajolah !"

— »Akoe tida perloe satoe apa di Marseille djoega akoe tida maoe pergi ka sana."

— »Apa? Kaoe tida maoe, sobatkoe? Baik; toeroetlah soekamoe sendiri ! Samoewa ada merdika Marilah Danglars ! dan biarkenlah toewan Fernand poelang ka desa Catalaan, sebab maoenja sendiri bagitoe."

Danglars lantas sadja toen toen Caderonsse itoe djalan menoedjoe ka Marseille; tapi soepaja Fernand dapat djalanan jang lebih pendek aken datang di itoe kota, Danglars itoe mengambil djalanan di Saint Victor, sedang ia haroes berdjalan pada sepandjang dermaga de la Rive-neuve.

Caderousse djalan dengan telojongan, sambil bertahan pada tangannja Danglars jang pegangi padanja. Sasoedah berdjalan kira-kira doewapoeloeh lengkah, Danglars menengok ka belakang dan dapat lihat Fernand mengamperi dan poengoet dengan lekas itoe soerat jang diboewangken ka podjok roemah, laloe teroes ia berdjalan pada djalanan la Pill...»He! itoe Fernand berboewat apa sekarang?” kata Caderousse: »Ia djoestai kita; ia poen telah bilang maoe pergi ka desa Catalaan, tapi sekarang ia djalan ka kota. Hola! Fernand! kaoe berdjalan salah, sobatkoe!”

»Kaoe sendiri ada salah melihat,” kata Danglars pada Caderousse itoe: »itoe Fernand ada berdjalan di djalanan ka desanja.”

»Bagitoe?” kata Caderousse: »akoe rasa berani bertaroh, jang dia itoe ada djalan ka sabelah kanan; aken tetapi kita-orang soedah taoe, bahoewa ajer anggoer ada djahat sifatnja!”

»Hm-hm!” kata Danglars di dalam hati: »akoe rasa, perkara ini ada djadi bagoes dan nanti berdjalan teroes sendirinja.”




  1. Kota di poelo Elba
  2. Iparnja Napoleon.
  3. Kambrataja atawa orang-orang jang masih soeka mendjoedjoeng Napoleon Bonaparte.