Graaf de Monte-Cristo/Bab 3

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
53677Graaf de Monte-Cristo — Bab 3Alexandre Dumas

III.

BANGSA CATALAAN.

Kira-kira saratoes lengkah djaoehnja dari itoe tampat, di mana Danglars dan Caderousse ada berdoedoek minoem, adalah kalihatan di atas soewatoe boekit kampoengnja orang bangsa Catalaan.

Pada soewatoe masa telah ada berangkat menjebrang laoet sakawan orang dari tanah Spanje, jang hendak pindah ka lain tampat, dan ia-orang naik ka darat di soewatoe tandjoeng, di mana toeroenan-toeroenannja ada berdiam sampe di masa ini. Orang tiada taoe, dari podjok mana marika itoe telah datang, kerna ia-orang poenja bahasa tida terkenal, Ia-orang jang ada djadi kapala bangsa di antara orang-orang itoe dan ada kenal djoega bahasa Provençaal, datang meminta pada pembesar di Marseille, soepaja ia-orang dibri idsin doedoek berkampoeng di itoe tandjoeng jang koeroes tanahnja, di mana ia-orang telah naikken ka darat ia-orang poenja sekalian sampan, sabagimana biasanja orang-orang pelajaran di djeman koeno. Permintaan itoe ditrima dan tiga boelan komoedian soedah terdi... di itoe tandjoeng, soewatoe desa di atas boekit

Desa itoelah djoega, jang sekarang masih djadi tampatnja itoe bangsa Catalaan. Soedah lebih dari tigaratoes tahon lamanja orang-orang bangsa itoe bertampat di itoe tandjoeng dengan tiada bertjampoergaoel sama orang-orang Marseille, tiada kawin sama lain bangsa, tiada merobahken pakean, dan tetap sadja memake bahasanja sendiri.

Marilah pembatjakoe, kita-orang berdjalan di satoe djalanan pada itoe desa orang Catalaan, dan kita-orang masoek ka dalam satoe roemah di sitoe jang di loewarnja ada berwarna koening boetak, sabagimana warnanja kajoe terdjemoer, sedang di dalamnja roemah itoe ada kalihatan poetih dengan lantaran disapoeï ajer kapoer.

Satoe prampoewan moeda dan eilok, jang ramboetnja hitam djengat, matanja tjeli dengan bersorot haloes, dan moeloetnja merah sabagi boenga mawar ada berdiri dengan bersender pada soewatoe pepedeng kajoe, sedang djeridji-djeridjinja jang haloes dan lantjip-lantjip, ada bedjak-bedjak saikat boenga jang mana lembar-lembarannja djadi rontok dan belarakan dl tanah. Sedang bagitoe, nona itoe ampoenja bahoe kanan dan kiri, jang ada terlandjang sampe di betoelan sikoet, ada kalihatan bergoemetar dan maskipoen warna koelitnja ada sawarna koelitnja langsat, potongannja bahoe itoe ada haloes sekali. Nona ini poenja kaki kanan ada bergerak-gerak mengindjak-indjak pada tanah, hingga sebentar-bentar orang dapat lihat ia poenja betis jang ramping potongannja dan ada tertoetoep dengan kous berwarna merah.

Tiada djaoeh dari ini nona eilok, ada berdoedoek di atas soewatoe korsi sa-orang lelaki moeda jang tinggi-besar. Lelaki ini memandang pada si nona, salakoe orang jang ada merasa amat koewatir; ia ada kalihatan seperti saorang jang ada niat aken tanjaken apa-apa, tapi belon bisa mengaloewarken kata, seperti ia ada tertjegah oleh ajer-moekanja nona. jang di itoe waktoe ada kalihatan goeram sedikit.

Achir-achir lelaki itoe berkata: »Tiada berselang lama lagi, Mercedes! nanti datang hari raja Paska; di sitoelah ada tempo jang baik aken bikin perdjamoean penganten, brilah penjahoetanmoe jang benar, Mercedes!"

»Soedah ada saratoes kali akoe menjahoet padamoe, Fernand!" sahoet Mercedes itoe ; »soenggoeh! kaoe ini misti djadi moesoeh diri sendiri, aken bisa beroelang-oelang meminta bagitoe kapadakoe ini."

»Och! oelanglah kombali!" kata poela Fernand itoe: »akoe meminta dengan sangat kapadamoe, oelanglah kombali omongmoe itoe, soepaja akoe djadi biasa dengar dan djadi bisa pertjaja. Bilanglah kombali kapadakoe ini, Mercedes! bahoewa kaoe tampik katjintaänkoe, jang telah djadi sah dengan maoenja iboemoe sendiri; biarlah kaoe kasih akoe mengarti, jang kaoe tiada soeka akoe ini beroentoeng baik, dan kaoe tida hargai kahidoepankoe. Ach, Allahkoe! Allahkoe! soedah sapoeloeh tahon teroes-meneroes akoe ada mengimpi djadi lakimoe, Mercedes ! dan sekarang ini misti terpoetoes pengarapan kahidoepankoe !"

»Tapi akoe tida sekali soedah tetapken harapanmoe itoe, Fernand," sahoet Mercedes: »maka sedikit poen kaoe tida boleh sesali akoe, seperti akoe ada bri itoe harapan kapadamoe. Sanantiasa akoe poen berkata kapadamoe; akoe ada merasa tjinta kapadamoe seperti pada akoe poenja soedara; tapi djanganlah kaoe meminta padakoe katjintaän jang lebih dan pada itoe; kerna hatikoe telah djadi poenjanja saorang lain. Sanantiasa akoe soedah berkata bagitoe kapadamoe, Fernand."

»Ja akoe poen ingat pada omongmoe itoe, Mer­cedes!" sahoet Fernand; »ja, dengan amat kedjam kaoe soedah berkata padakoe dengan teroes-terang; aken tetapi kaoe loepa, bahoewa di antara orang-orang Catalaan ada kawadjiban jang soetji aken kawin pada bangsa sendiri sadja."

»Kaoe salah, Fernand !" sahoet Mercedes; »per­kara itoe boekan sekali soewatoe kawadjiban, hanja satoe kabiasaän sadja, lain tida; maka biarlah kaoe pertjaja, bahoewa tiada goena kaoe pegang kabia­saän itoe aken goenamoe. Djoega kaoe ini soedah kena giliran aken djadi soldadoe. Fernand ! —kaloe sekarang ini kaoe belon disoeroeh lakoeken kawadjibanmoe, itoelah sebab orang berhati moerah kapadamoe; di sembarang waktoe kaoe ini boleh dipanggil ka dalam balatantara. Kaloe kaoe djadi soldadoe, tjara bagimanâtah kaoe nanti oeroes dirikoe ini, satoe anak jatim-piatoe jang sedih hati sahari-hari, jang tida ada ampoenja kakajaän, dan tida ada ampoenja satoe apa, lain dari ini roemah ketjil jang ampir roeboeh, jang berisi sadja bebrapa djala roesak, peninggalannja bapakoe kapada iboekoe, dan oleh iboekoe ditinggalken aken goenakoe. Salama satoe tahon, jaitoe sadari iboekoe soedah meninggal, Fernand! akoe ini ampir ada hidoep sadja dari kasihannja orang banjak. Kadang-kadang kaoe berkata, Fernand! bahoewa akoe telah bekerdja aken goenamoe; bagitoelah kaoe berkata, soepaja kaoe boleh bagiken ikan-ikan tangkapanmoe kapadakoe, dan akoe trima pembrianmoe itoe, Fernand ! sebab kaoe anaknja soedara bapakoe, sebab kita ada terpalihara bersama-sama, dan lagi sebab kaoe nanti berdoeka, kaloe akoe tampik pembrianmoe. Tapi akoe ada merasa betoel, Fernand! bahoewa itoe ikan pem­brianmoe, jang akoe djoewal dan pake doewitnja aken beli benang boewat menenoen, soewatoe derma adanja."

»Tapi masa mengapatah, Mercedes!" kata Fer­nand: »sekalipoen kaoe ini ada miskin sekali; akoe merasa lebih soeka padamoe, sebab kaoe ada misin, dari pada djikaloe kaoe ini ada djadi anaknja orang jang paling kaja di Marseille. Apatah djoega kaperloeännja orang Catalaan seperti kita ini? Satoe prampoewan jang berhati toeloes dan bisa rawati roemah-taagga, itoelah kaperloeän jang teroetama. Dan di manatah akoe nanti boleh dapatken lain orang, jang lebih baik dari padamoe di dalam doewa hal itoe?"

»Fernand !" sahoet Mercedes sambil gojang kapala: »sa-orang prampoewan tiada nanti bisa merawat roemah-tangga dan tiada nanti bisa tetap berhati toeloes, kaloe ia ada tjintai satoe lelaki jang lain dari lakinja. Maka biarlah kaoe senang hati, di dalam hal akoe ini djadi sobatmoe; kerna, akoe oelang katakoe, melinken hal itoelah jang akoe bisa djandjiken kapadamoe, dan akoe tida maoe djandjiken satoe apa, jang akoe tiada bisa boektiken."

— »Ja, Mercedes! akoe mengarti ingatanmoe. Dengan sabar hati kaoe menahan kamiskinanmoe, tapi kaoe takoet sama kamiskinankoe. Biarlah kaoe taoe, Mercedes! jang dengan ditjintai olehmoe, akoe boleh soesoel peroentoengankoe ; kaoe nanti mendatangken peroentoengan baik padakoe, dan akoe nanti djadi kaja. Akoe boleh besarken pakerdjaänkoe menangkap ikan, akoe boleh djadi pegawe di kantoor dagang, hingga brangkali djoega akoe nanti djadi soedagar."

— »Tiada sekali kaoe nanti boleh tjoba perkara-perkara itoe, Fernand ! kaoe ini poen satoe soldadoe dan kaloe sekarang kaoe masih ada di desa ini, itoe­lah sebab sekarang tida ada perang. Maka biarlah tetap sadja kaoe djadi penangkap ikan, dan djanganlah kaoe mengarap pada perkara jang moestahil; tapi biairlah kaoö senang hati sama persobatankoe, kerna akoe tida bisa membri satoe apa jang lain."

— »Ja, Mercedes! betoel sekali omongmoe itoe! Akoe nanti djadi sadja saorang jang hidoep di laoetan, dan sedang misti memake bangsa Catalaan poenja pakean jang kaoe bentji, akoe nanti pake topi koelit hitam jang gilap, kamedja kain genggang, badjoe kain blao dengan gambar djangkar di kantjing-kantjingnja. Boekankah orang misti berpake bagitoe, soepaja disoekai olehmoe?"

»Apatah jang kaoe maoe bilang?" kata Mercedes engan bermoeka asam; »apatah maksoed omongmoe itoe? akoe tida mengarti!"

»Akoe maoe bilang, Mercedes!" sahoet Fernand: bahoewa kaoe ini ada berhati keras dan kedjam kapadakoe, sebab kaoe ada toenggoe datangnja saorang, jang berpakean bagitoe. Tapi itoe orang, jang kaoe toenggoe, brangkali djoega tida berhati satia; kaloe dia tida bagitoe, boleh djadi djoega sang laoetan soedah tiada satia kapadanja."

— »Fernand! akoe ada sangka jaag kaoe ini berhati baik; tapi sekarang njatalah, jang akoe ada salah mendoega. Kaoe ini berhati boesoek, Fernand ! kerna aken dapatken kahendakmoe, kaoe ini soedah kadah amarah Allah. — Ja, akoe tida semboeni : memang akoe ada toenggoe datangnja dan ada tjinta ada itoe orang, jang kaoe maoe seboetken padakoe; sekalipoen ia tida datang kombali padakoe, tida sekali akoe nanti kataken, jang ia tida bersatia kapadakoe, hanja akoe nanti bilang, jang ia soedah mati dengan hati jang tetap tjintaî akoe."

Fernand bergerak, salakoe orang jang djadi goesar

»Akoe mengarti aken niatmoe, Fernand!" kata poela Mercedes: »kaoe ada niatan aken membinasaken dia, dari sebab akoe tida tjinta kapadamoe kaoe nanti adoe pisomoe jang besar, dengan goloknja orang itoe. Tapi, apatah goenanja itoe? Kaloe kaoe kalah, kaoe tiada nanti djadi sobatkoe lagi, dan kaloe kaoe menang, kaoe nanti dapat lihat, jang persobatankoe kapadamoe berobah djadi kabentjian. Pertjajalah padakoe! perkara bakalahi sama saorang, itoelah boekan soewatoe djalan boewat senangken hatinja orang prampoewan, jang ada tjintai orang itoe. Maka djanganlah kaoe toeroeti ingatanmoe jang djahat, Fernand! Dari sebab kaoe tiada mendapat akoe ini boewat djadi istrimoe, biarlah kaoe senang hati dengan memandang padakoe seperti pada satoe soedara dan sobat; dan lagi," kata poela Mercedes itoe dengan berlinang ajer mata: »dengarlah, Fernand! tadi kaoe ada berkata, bahoewa laoetan tiada boleh dipertjaja, dan sampe pada sekarang ini, soedah kalihatan ampat boelan meliwat, sadari orang itoe pergi berlajar, dan di dalam tempo itoe sering kali akoe mendapat lihat angin-riboet jang ada di fihak laoet."

Fernand tinggal berdiam; ia tida tjoba aken hiboeri Mercedes, soepaja brenti toeroennja nona itoe ampoenja ajer mata, jang meugoetjoer pada pipi kiri-kanan oleh kerna merasa koewatir di dalam hati; sedanug bagitoe, Fernand itoe ada merasa, jang djikaloe ajer mata itoe ada toeroen boewat dia, dia nanti soeka membajar itoe dengan darah badan sendiri; aken tetapi ajer mata itoe ada mengoetjoer boewat lain orang.

Soedah berdiam sadja sedikit lama, Fernand itoe lantas berbangkit dan berdjalan boolak-balik, laloe berdiri di hadepan Mercedes dengan mengepal ta­ngan dan bermoeka padam.

»Bilanglah aken pengabisan kali, Mercedes!" katanja Fernand itoe pada si nona: »apa tetap bagitoe ingatanmoe?"

— »Akoe tjintai Edmond Dantes, dan tiadalah lain orang nanti djadi lakikoe."

— »Apa sanantiasa kaoe nanti tjintai dia?"

— Akoe nanti tjintai dia, sampe di dalam koeboer."

Fernand toendoekken kapala sendiri, salakoe orang jàng merasa kalah; ia menarik napas pandjang, jang terdengar seperti soewara orang me­ngorok; komoedian dengan terkoenjoeng-koenjoeng ia angkat kapala, dan sambil menggigit gigi, ia berkata:

»Itoe lelaki soedah mati!"

»Kaloe dia soedah mati, akoe poen nanti lantas pergi mati."

— »Kaloe dia tida berhati satia dan soedah loepai kaoe?" Baroe habis Fernand itoe berkata bagitoe, di lowar pintoe roemah ada terdengar soewara orang jang triak-triak memanggil pada Mercedes.

»Ha!" kata Mercedes dengan soewara girang »njatalah jang ia tiada loepai akoe, kerna dialah jang sekarang ada di loewar pintoe."

Habis berkata bagitoe, Mercedes itoe berlari mengamperi pada pintoe jang ia lantas boekaken, sambil berkata;

»Mari Edmond! akoe ada di sini!"

Fernand, dengan moeka poetjat dan dengan bergoemetar, ia moendoer satindak, salakoe orang jang berdjalan dan bertemoe saekor oelar di djalanannja komoedian Fernand itoe berdoedoek kembali dengan bantingken diri ka atas korsi.

Edmond saling peloek sama Mercedes. Sinarnja mata-hari jang masoek ka dalam pintoe, ada menoedjoe pada marika itoe, jang di itoe waktoe tiada melihat pada apa jang ada di sapoetarnja, dan tidak beringat sama satoe apa, hanja merasa sadja amat beroentoeng atawa mabok dengan kagirangan. hingga omongnja djoega tiada kaloewar banjak, dan apa jang kaloewar, ada terpoetoes-poetoes; maka maskipoen omongnja itoe ada njataken kagirangan, adalah terdengar seperti soewara kadoekaän.

Komoedian dengan kaget Edmond melihat pada Fernand, jang ada di tampat goeram, dan lakoenja ada seperti orang mengantjam: dengan tiada disengadja, tangannja Fernand itoe poen soedah berg rak dan memegang pada kapalanja satoe piso besar, jang ada tergantoeng pada saboek di pinggang.

»Ha! bri maäf padakoe!" kata Edmond sambil kisoetken djidat: »akoe tiada lihat, jang kita-orang ada bertiga di tampat ini."

Komoedian Edmond itoe berbalik dan berkata pada Mercedes: »Si apatah toewan ini?"

»Toewan ini nanti djadi sobatmoe jang paling baik, Dantes!" sahoet Mercedes: »kerna dia ini sobatkoe dan soedarakoe, dia ini Fernand, jaitoelah satoe orang di doenia ini, jang tertjinta olehkoe di sabawahanmoe, Edmond! apa kaoe tida kenali dia?"

»O, ja! akoe kenali!" kata Edmond, laloe sambil pegangi Mercedes dengan tangan kiri, ia sodorken tangan jang kanan kapada Fernand.

Tapi Fernand tiada samboeti tangan itoe, hanja tinggal sadja berdiam saoepama soewatoe patong jang bisoe dan tiada bisa bergerak.

Komoedian, sahabis menengok pada Mercedes dengan merasa heran, Edmond melihat kapada Fernand jang ada selakoe orang mengantjam. Edmond djadi terkedjoet dan sinarnja amarah djadi terlihat di ia poenja moeka.

Ija berkata: »Akoe tiada kira, jang dengan lantaran terboeroe-boeroe datang di sini, akoe nanti dapatken satoe moesoeh, Mercedes!"

»Satoe moesoeh!" kata Mercedes sambil melihat dengan goesar kapada Fernand: »kaoe bilang, ada satoe moesoeh di dalam roemahkoe, Edmond! Kaloe akoe bisa pertjaja omongmoe itoe, tantoe seka akoe lantas pegang tanganmoe dan berdjalan pergi ka Marseille, aken tiada balik kombali ka dalam ini roemah"

Di itoe waktoe matanja Fernand boleh diseboet ada mengaloewarken kilat.

»Dan djikaloe kaoe ini mendapat tjilaka," kaoe poela Mercedes; »akoe nanti mandjat ka tandjoeng Moigion dan bantingken diri ka dalam gawir, biar badankoe djadi antjoer di atas batoe karang."

Moekanja Fernand ada berwarna poetjat.

»Aken tetapi sangkaänmoe ada salah, Edmond kata poela si nona: »tida sekali kaoe ini ada melihat moesoeh; di sini poen tida ada lain orang dan pada Fernand, akoe poenja soedara jang nanti pegang tanganmoe seperti satoe sobat jang baik.

Sambil berkata bagitoe, Mercedes itoe memandang kapada Fernand, jang lantas djadi seperti terkena mantra-goena dan lantas mengamperi dengan perlahan serta sodorken tangan kapada Elmond Dantes.

Fernand itoe poenja amarah, jang ada oepama ombak besar, soedah djadi terpetjah dengan lantaran Mercedes poenja ajer-moeka jang memegang koewasa di atas Fernand ampoenja hati.

Aken tetapi satelah soedah merabah tangannja Edmond, dan ada rasa soedah perboewat, apa jang boleh diperboewat olehnja, lantas sadja Fernand itoe berlari ka loewar roemah dan teroes pergi. » O! kata lelaki itoe, sambil djambaki ramboet sandiri pada sapandjang djalan, salakoe orang jang: »siapatah nanti bisa toeloengi akoe ini, jang tertjilaka amat!

Sedang bagitoe, Fernand itoe dapat dengar orang berkata: »He, orang Catalaan! Fernand! ka mana kaoe ini berdjalan?"

Fernand merandak, melihat ka sana sini, laloe dapat lihat Caderousse, jang lagi berdoedoek sama ..na Danglars di depan roemah di bawah poehoen.

»He," kata Caderousse: »mengapatah kaoe tida mengamperi ka sini? Apa kaoe lagi tida sempat, hingga tida ada poenja tempo akoii menegor pada sobat-sobat?"

»Lebih lagi, kaloe sobat-sobat itoe ada adepi satoe isch anggoer jang masih ampir berisi penoeh," ta Danglars aken samboengi omongnja Caderousse.

Fernand memandang dengen tertjenggang kapada pewa orang itoe, tapi tida menjahoet satoe apa.

»Ia kalihatan seperti orang jang mangoe," kata Danglars sambil membentoer dengan loetoet kapada Caderousse: »Apa kita-orang soedah salah menega, dan Dantes soedah menang, sedang kita ada jang ia nanti kalah?"

»Demi setan ! kita orang misti taoe halnja sobat kata Caderousse'; komoedian ia lantas menengok la Fernand dan berkata padanja itoe: »Bagina, Fernand! apa kaoe tida soeka minoeman?" Fernand soesoet keringat jang ada di djidatnja laloe mengamperi dengan perlahan ka bawah poe hoen jang tedoeh, sedang hawa jang sedjoek ad membi'i rasa ringan-pada badannja.

»Tabe, sobat-sobat!" kata Fernand itoe : »angkao ini soedah memanggil kapadakoe, boekan?"

Habis berkata bagitoe, lelaki itoe lantas berdo doek dengan bantingken diri ka atas satoe dari antara korsi-korsi jang ada pada sapoefar medja.

»Akoe soedah panggil kaoe, sebab kaoe ada be- djalan salakoe orang jang gila^ dan akoe ada koe- watir bahoewa kaoe nanti inemboewang diri dj- laoet!" kata Caderousse sambil tertawa: »Hola kaloe kita ada poenja sobat, boekan sadja kita mis- kasih ia minoem sagelas anggoer, hanja kita mist[..] djaga djoega, djangan sampe ia menelan ajer bebrapa botol."

Fernand memboewang napas dengan keras, hing- ga napasnja itoe terdengar seperti soewara orang moelai nangis, laloe ia djatohkeu kapala ka atas tangan sendiri, jang dirangkap di atas medja.

»Ha! apa kaoe maoe akoe bilang satoe apa. Fer- nand?" kata Caderousse sabiasa orang bengal jang meloepaken atoerau sopan : »Kaoe ini ada kal- hatan seperti orang jang birahi, tapi tertampik oleh nona jang tertjinta."

Habis bilang bagitoe, Caderousse itoe poen ter- tawa berkakakan.

»Moestahil!" kata Danglars: »saorang lelaki se perti dia ini poen, boekau sekali dilahirken boewat dapat tjilaka di dalam hal katjintaän. Kaoe mengo-
mong dengan memain, Caderousse !"

»Tida! tida sekali akoe memain," sahoet Cade­- rousse itoe: »dengarlah sadja boenjinja ia poenja -napas. — Hajolah, Fernand! angkat hidoengmoe dan sahoetilah kita-orang. Tiadalah bagoes kalakoeanmoe, kaloe kaoe tida sahoeti sobat-sobat jang tajaken kawarasanmoe."

Dari sebab Fernand tinggal berdiam djoega, tida esoewara dan tida bergerak, hanja membatoe sadja, seperti ia tida sekali ada merasai sindirannja orang, maka Caderousse itoe lantas berkata :

»Ha, apa kaoe tida lihat, Danglars? betoel-betoel demikian adanja hal: ini Fernand jang ada di sini, sa-orang Catalaan jang baik serta gagah, satoe penangkap ikan jang paling pande di Marseille, ia ada tjintai satoe nona eilok jang bernama Mercedes ; tapi sajanglah amat nona ini sendiri ada bertjinta pada stuurman pertama dari kapal Pharao, dan dari sebab tadi kapal itoe telah dadang di sini, kaoe mengarti sekarang bagimana adanja hal?"

»Tida, akoe tida mengarti satoe apa aken hal itoe," éahoet Danglars.

»Fernand ini dibri slamat djalan oleh Mercedes," kata poela Caderousse jang teroesken omongannja.

»Habis, apa lagi?" kata Fernand sambil meng­angkat moeka dan memandang pada Caderousse, salakoe orang jang tjari moesoeh aken dinginken

7.

amarah di dada: »Mercedes saorang merdika

boekan? Sebab itoe boleh sekali ia toeroet soeka sendiri dan tjintai siapa jang ia maoe.”

»O, kaloe kaoe ingat bagitoe!” kata poela Caderousse: lantas adalah lain perkara! Akoe soedah ingat, bahoewa kaoe ini saorang Catalaan, dan orang telah tjerita padakoe, bahoewa saorang Catalaan tiada nanti kasih dirinja dioendoerken oleh moesoehnja di dalam hal katjintaän; malah orang telah berkata djoega, bahoewa kaoe ini, Fernand bisa berlakoe gemas di dalam hal membalas sakit kapada orang.”

Fernand tersenjoem, salakoe hendak berkata bahoewa benar sekali kata Caderousse itoe. Aken tetapi ia lantas berkata: »Saorang jang bertjinta tiada bisa berhati gemas.

»Kasihan!” kata Danglars, seperti dengan sabenar-benarnja ia ada merasa kasihan: sobat kita Fernand ini tiada kira, jang ia nanti melihat Dantes datang dengan terkoenjoeng-koenjoeng! Brangkali djoega ia ada sangka, bahoewa Dantes soedah mati, atawa soedah tjintai prampoewan lain!”

»Demi kahormatankoe,” kata Caderousse jang soedah moelai merasa mabok: »di dalam hal Dantes datang di sini dengan slamat, boekanlah Fernand sendiri sadja jang merasa tida enak! boekankah bagitoe, Danglars?”

»Benar sekali, sahoet Danglars: »dan ampir akoe brani bilang, bahoewa adanja hal ini nanti datangken katjilakaan kapadanja.”

»Aken tetapi,” kata poela Caderousse sambil toewang sagelas anggoer boewat Fernand dan sagelas boewat diri sendiri: »dengan senang ia nanti kawin sama itoe Mercedes jang amat eilok: dia poen soedah datang boewat menikah.”

Sedang bagitoe, Danglars mengawasi pada Fernand, jang merasa amat panas di hati, oleh kerna dengar omongan Caderousse itoe. Komoedian Danglars itoe lantas berkata pada Caderousse : »Kapantah itoe kawinan nanti terdjadi?”

»O, belon sekali ada djadi sampe bagitoe djaoeh!” kata Fernand, sabelon Caderousse menjahoet.

»Benar,” kata poela Caderousse: »sampe bagitoe djaoeh, memang belon terdjadi; tapi kawinan itoe nanti lantas terdjadi, kaloe sadja Dantes soedah djadi kapitein kapal Farao; boekankah bagitoe, Danglars?”

Danglars djadi terkedjoet dengan lantaran omongan itoe, laloe berbalik dan memandang pada Caderousse, boewat dapat taoe, kaloe-kaloe Caderousse soedah berkata bagitoe dengan sengadja, boewat mengganggoe kapadanja; aken tetapi, sabagimana jang kalihatan dari moekanja itoe lelaki jang mabok, boekanlah ia niat mengganggoe kapada Danglars. Maka sembari isiin kombali gelas-gelas minoeman, Danglars itoe berkata:

»Sebab bagitoe, biarlah sekarang kita minoem slamat aken kawaramannja kapitein Edmond tes, bakal soewaminja itoe nona Mercedes jang eilok."

Caderousse angkat gelasnja dengan tangan bergoemetar dan minoem isinja itoe dengan sakali isap. Fernand angkat gelasnja dan toempahken isinja itoe ka tanah.

»Hola!" kata Caderousse: »akoe lihat apatah itoe di sana, di kampoeng orang Catalaan di tampat tinggi? Tjoba kaoe lihat, Fernand! matamoe ada lebih terang dari matakoe; akoe rasa matakoe ini soedah djadi saboej oleh kerna djahatnja ini minoeman. Ha! orang nanti kataken, bahoewa jang kalihatan itoe doewa orang jang bertjinta-tjinta-an, dan sekarang lagi berdjalan-djalan dengan meme­gang tangan satoe pada lain. Tobat-tobat! ia-orang tida kira, jang kita-orang ada melihat kapadanja: lihatlah, ia-orang saling pelok!"

Danglars mengawasi sadja kapada Fernand, jang kalihatan saperti ada merasa amat sakit di hati.

»Apa kaoe kenal orang-orang itoe, Toewan Fer­nand?" katanja Danglars itoe.

»Ja, ' sahoet Fernand dengan soewara di dalam leher: »marika itoe toewan Edmond dan nona Mercedes!"

»Tah! apa kata!" kata poela Caderousse: »hahaha! akoe soedah tida kenali marika itoe! — He, Dantes ! hola, nona eilok! marilah sini dan tjeritalah pada kita-orang, di hari mana angkaoe nanti membikin perdjamoe-an penganten; kerna, maski di sini ada toewan Fernand, dia ini tida soeka hilangi kita per­kara itoe."

»Diamlah! kata Danglars, samhil pegangi Cadeousse jang bangkit berdiri, tapi maoe tersoempat ; berdiri betoel-betoel dan biarkenlah doewa orang -oe hertjinta-tjinta-an. Lihat toewan Fernand, dan toeroetlah toeladannja: dia ini sedikitnja poen-da berpikiran benar.

Brangkali djoega Fernand itoe — dari sebab terganggoe oleh omong-omongnja Danglars — nanti djadi toeroeti amarahnja hati; kerna dengan koenjoeng-koenjoeng ia berdiri, dan lakoenja kalihatan aperti ada sadia aken menerdjang kapada Dantes; aken tetapi di itoe waktoe ia dapat lihat moekanja Mercedes jang tertaboer dengan mata gilang-goemiang, dan ia lantas beringat djoega pada antjaman nona itoe, jang berkata nanti memboenoeh diri, djikaloe Edmond sampe dapat tjilaka; maka dengan hati terpetjah Fernand itoe lantas berdoedoek kombali di korsinja.

Danglars menoengak-nengok memandang pada moekanja itoe Caderousse jang mabok dan Fernand jang ampir djadi gila oleh kerna merasa doeka dan sakit hati.

»Ini doewa orang goblok tiada bergoena satoe -pa", kata Danglars di dalam hati; »akoe rasa, se­karang ini akoe ada berdoedoek di antara saorang pemabokan dan saorang pengetioet. Ini si hati dengki ada djadi poesing lantaran anggoer, maskipoen ia tida pantas bagitoe, kaloe boekan minoem njali: ini satoe bantoug tinggi jang dirampas nona katjintaännja dari depan hidoeng sendiri, ia hiboer sadja hatinja dengan mengadoeh dan menangis sa-lakoe anak ketjil. Sedang bagitoe, ia bisa mengaloewarken kilat dari pada mata, seperti oraog-orang Spanje dan Sicilië, jang amat pande membalas sakit pada sasama manoesia; lain dari bagitoe, kepalannja bantong ini ada sampe besar aken dipak-remoekken kapala banteng, seperti kampaknja toekang djagal. Tapi toch ia lembek sekali! Soenggoeh itoe Edmond ada beroentoeng bagoes amat: ia nanti- kawin sama itoe nona eilok, ia nanti djadi ka itein- dan nartti tertawaï kita-orang .... jaitoelah saände- akoe berdiam sadja."

Sambil kataken itoe omongan jang paling belakang, Danglars itoe tersenjoem.

»Hola! kata poela Caderousse dengan triak sambil menoernboek pada medja: »hei! Edmond! apa kaoe tiada lihat sobat-sobatmoe. atawa kaoe- soedah djadi angkoeh sekali?"

»Tida, sobatkoe Caderousse!" sahoet Dantes : »boekan sekali akoe ini djadi angkoeh, hanja ada merasa amat beroentoeng, hingga tiada beringat pada hal lain."

»Kaloe bagitoe, ada lain perkara," kata Caderousse: »Haha! tabe Njonja Dantes!"

Mercedes memanggoet, laloe berkata: »Nama itoe belon djadi poenjakoe, dan di tanahkoe orang pandang itoe seperti satoe alamat djelek, kaloe satoe anak-prampoewan diseboet dengan nama toendangannja, pada sabelon toendangan itoe djadi lakinja; sebab itoe, kaloe kaoe soeka, seboetlah sadja akoe ini Mercedes."

»Djanganlah kaoe ketjil hati pada Caderousse -toe," kata Edmond pada toendangannja: »ia poen tiada ingat sama hal itoe."

»Tantoelah sigra djoega kaoe nanti bikin pertjamoeän penganten, Toewan Dantes?" kata Danglars sambil memanggoet pada Edmond dan Mercedes.

»Ja, Toewan Danglars!" sahoet Edmond: »ini hari perdjandjian hal kawin nanti diatoer di roemah ajahkoe, dan di hari esok atawa noesa perdjamoeän penganten nanti dibikin di dalam ini roemah La Reserve. Akoe harap sobat-sobat nanti soeka datang di perdjamoeänkoe itoe; tegasnja, kaoe ada dioendang, Toewan Danglars! dan kaoe djoega, Cade­rousse !"

»Tapi Fernand ini?' kata Caderousse dengan tertawa keras: »apa ia djoega dioendang?"

»Soedaranja istrikoe ada djadi soedarakoe sendiri." sahoet Edmond; »akoe dan Mercedes nanti merasa doeka hati, kaloe Fernand tiada toeroet berkoempoel di perdjamoeän itoe."

Fernand memboekaken moeloet, salakoe hendak menjahoet; aken tetapi perkataan tida bisa kaloewar dari dalam lehernja. »lni hari atoer djandjiau esok atawa noesa bikin perdjamoeän," kata poela Danglars; »hola! kao- boeroe-boeroe sekali, kapitein!"

»Danglars ! kata Edmond dengan tersenjoem »akoe misti berkata padamoe, sabagimana Mercedes telah berkata pada Caderousse: djanganlah seboe- akoe ini dengan itoe nama pangkat, jang belon djadi poenjakoe : itoe poen boleh datangken perkar- djelek."

»Bri maaf padakoe!' sahoet Danglars: »ako- raaoe membilang sadja, bahoewa kaoe ini ama- boeroe-boeroe, kerna akoe ada taoe, bahoewa kaoe- ada poenja banjak tempo; kapal Pharao poen tida- nanti berlajar lagi, kaloe tiga boelan belon berlaloe."

»Boewat dapat kasenangan, salamanja poe- orang ka^^mgiu lekas; kerna djikaloe orang soedah melarat lama, adalah soesah aken ia pertjaja nanti dapat kasenangan hati. Tapi boekanlah perkarakoe sendiri sadja, jang bikin akoe terboeroe-boeroe akoe misti pergi djoega ka Parijs."

— »Ha ! pergi ka Parijs ! ada perkara jang mist- dioeroes?"

-»Boekan perkarakoe sendiri, hanja aken lakoeken sadja kapitein kita poenja pesanan jang paling belakang. Kaoe tantoe mengarti, Danglars 1 bahoewa pesanan jang bagitoe, soetji adanja. Tapi akoe tiad- nanti pake lebih banjak tempo dari jang perlo- boewat djalan pergi dan poelang." »Ja, ja, akoe mengarti," sahoet Danglars; komoedian ia berkata di dalam hati: »Pergi ka Parijs! -antoe sekali aken sampeken itoe soerat, jang ia soedah trima dari groot-maarschalk. Demi Allah! Ini soerat mendatangken padakoe soewatoe ingatan bagoes! O, Dantes! sobatkoe! belonlah kaoe ini-ertoelis pada angka 1 di dalam daftar dari orang-orang kapal Pharao!"

Habis berkata-kata bagitoe, Dauglars menengok kombali pada Dantes, dengan berkata: »Slamat djalan!"

Dantes memanggoet, laloe teroes berdjaian-djalan kembali dengan senang hati bersama-sama Mercedes.


_________