Graaf de Monte-Cristo/Bab 14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

​​​​

XIV.

ORANG TOETOEPAN JANG DTKATAKEN GILA



__________


Kira-kira satoe tahon pada sasoedahnja Radja Lodewijk XVIII balik kombali ka atas tachta karadjaän Prasmaii, inspecteur-generaal dari roemah-roemah toetoepan ada berdjalan koeliling aken melihat kaädaän di roemab-roemah itoe.

Dantes jang ada di dalam toetoepan di dalam tanah, ia dapat dengar boenji kakinja orang-orang jeng berdjalan di atas. dan boenjinja koentji-koentji jang dipoetarken : koepingnja telah djadi terang sekali, dari sebab biasa dengari gerak-geraknja lawa-lawa dan sabaginja.

Itoe inspecteur jang terseboet di atas ini, datang ka dalam sasoewatoe kamar toetoepan atavwa pandjara. Bebrapa orang toetoepan ada ditanja oleh itoe inspecteur, bagimana adanja marika poenja makanan, djoega kaloe-kaloe marika itoe hendak bernioehoen apa-apa, Samoewa orang itoe menjahoet, bahoewa barang makanan ada djelek sekali, dan

ia-orang melinken hendak bermoehoen sadja, soepaja

49


 dilepasken. Tempo inspecteur tanja, kaloe-kaloe ia-orang ada poenja permoehoenan lain, samoewa orang itoe gojangken kapala. Apatah lagi jaug dikapengini oleh orang-orang toetoepan, lain dari pada dilepasken?"

 Itoe inspecteur menengok pada gouverneur, laloe berkata:

 »Saja tida taoe, mengapa orang soeroeh kita orang bikin ini perdjalanan jang tida bergoena. Siapa datang di satoe roemah pandjara, ia poen melihat saratoes roemah itoe; siapa dengar bitjaranja saorang toetoepan, ia poen dengar bitjaranja sariboe orang itoe; salamanja poen ada sama sadja; dapat makanan djelek dan telah tertoetoep tidak dengan ada poenja salah. Masih ada lagi lain orang toetoepan di sini?"

 —»Ja, ada lagi orang-orang toetoepan jaug telah djadi boewas dan jang telah djadi gila, jang mana aila tertoetoep di kamar-kamar gelap."

 »Marilah kita tengok marika itoe !" kata poela itoe inspecteur dengan merasa amat kesel: »soepaja kita lakoeken betoel kerdjaän kita.

 »Nanti!" kata itoe gouverneur: »kita orang misti bawa sedikitnja poen doewa soldadoe. Itoe orang-orang toetoepan, dari sebab bosan hidoep dan ingin dapat hoekoeman mati, sering-sering ia-orang berlakoe liar sekaU; kaloe tida ati ati, kita boleh dapat tjilaka djoega dari marika itoe," »Kaloe bagitoe, sadiakenlah peiidjaga, sabagi mana jang perloe," sahoet itoe inspecteur.

Doevva soldadoe lantas dipanggil, dan itoe in specteur bersama-sama gouverneur dan orang pe ngikoetnja lantas moelai toeroen di tangga tembok jang amat mesoem dan litjin dan berhawa boesoek hingga djikaloe orang berdiam lama sedikit di sitoe, lebih lagi orang-orang jang tida biasa, lantas sadja merasa nak dan engap.

»Ha!' kata itoe inspecteur di tengah djalan: >siapatah jang tinggal di kamar ini? '

»Saorang paling djahat dari dalam soewatoe koempoelan djahat, dan telah diserahkan pada kita di sini soepaja terdjaga dengan ati-ati, kerna dia ini tida takoet satoe apa.

— »Apa dia sendiri sadja di sini?"

— »Ja, sendiri sadja."

— »Soedah brapa lama?"

— »Kira-kira satoe tahon."

— »Apa dari waktoe baroe tertoetoep dia tertoe- toep di ini kamar gelap?"

— »Tida, Toewan! hanja sadari ia maoe memboenoeh pada djoeroe-koentji jang datang bawain ia makanan. "

— »Dia soedah maoe memboenoeh pada djoeroe koentji?"

»Ja, Toewan ! inilah dia djoeroe-koentji itoe, jang sekarang membawa api di depan kita. Memang kaoe, ja, Antoine?" »Ja, saja inilah jang soedah ampir diboenoeh," sahoet si djoeroe-koentji atawa cipier.

»Hm ! apa itoe orang toetoepan telah djadi gila?" kata poela itoe inspecteur.

»Lebih dari pada gila," sahoet si djoeroe-koeutji ; dia itoe poen haroes diseboet satoe setan alas.

»Apa kaoe niaoe, biar orang itoe didakwa?" kata itoe inspecteur pada gouverneur.

»Tida perloe, Toewan !" sahoet itoe gouverneur; »orang itoe poen soedah sampe tersiksa; lain dari bagitoe, sekarang ini ia soedah ampir djadi gila, meuoeroet pada apa jang kita-orang soedah sering dapati, adalah saja rasa, bahoewa di tahon depan djoega orang toetoepan ini nanti djadi gila betoel.

»Saja rasa, itoelah ada paling baik boewat dia, kata itoe inspecteur: »kaloe ia djadi gila, ia tida bersengsara lagi. '

»Benar sekah, Toewan!" kata gouverneur: »bitjaramoe itoe ada njataken, bahoewa kaoe kenal baik sama halnja orang-orang toetoepan. Di dalam lain kamar gelap, jang raelinken terpisah dari kamar ini dengan tembok jang doewapoeloeh kaki tebalnja dan pintoenja ada pada tangga di sabelah sana, ada tertoetoep satoe pandita toewa, jang doeloe hari ada djadi kapala dari soewatoe pakoempoelan rasia djahat di Italië ; ia telah tertoetoep di sini dari tahon 1811, dan pada achir tahon 1813 ia moelai djadi gila; tapiia, poeuja badan ada segar ; doeloe ia menangis sadja, sekarang ia soeka tertawa ; doeloe ia bertambah-tambah djadi koeroôs, sekarang ia djadi gemoek. Apa kaoe lebih soeka melihat pada nja, dari pada orang toetoepau di kauiar ini? Ia poenja omongan gila, ada terbitken napsoe tertawa; Laoe tida nanti berdoeka, oleh kerna melihat dia.

»Saja misti lihat samoewa, " sahoet itoe inspecteur: >kita poen misti lakoeken betoel kerdjaän kita."

Ttoe inspecteur baroe di itoe tempo taoe berdjalan koeliling aken memeriksa; maka ia maoe kasih njàta, bahoewa ia saorang radjin adanja.

»Biarlah kita raasoek doeloe ka ini kamar, katanja poela pada gouverneur, jang lantas djoega soeroeh cipier boekaken pintoe. Satelah pintoe terboeka, Dantes mengangkat moeka sendiri; dia itoe ada berdoedoek dengan toendoek di satoe podjok, mendjemoer diri di sinarnja mata-hari, jang masoek ka kamar itoe dari satoe lobang ketjil jang telah diadaken boewat djalan angin.

Setelah melihat pada roepanja saorang jang tida terkenal, dan orang itoe ada terantar oleh doewa soldadoe dan bebrapa hamba, sedang gouverneur tida pake topinja, hanja pegangi itoe di tangan, Dantes lantas merasa, jang sekarang ini ia ada di hadepan saorang besar dan boleh bitjara aken me­ minta kaädilan; sebab bagitoe, ia lantas berbangkit dengan terkoenjoeng-koenjoeng, hingga itoe in- inspecteur djadi kaget dan moendoer satindak, dan soldadoe-soldadoe mengintjar dengan sinapan. Dantes lantas mengarti, bahoewa orang ada sangka ia berniat djahat ; maka ia lantas toendoekken maoeka, laloe berkata-kata dengan hormat dan dengan soewara haloes, soepaja orang hendak kasi­ hani padanja.

Sekalian orang jang melihat hal itoe, ada djad merasa heran, dan itoe inspecteur lantas menengok dan berkata kapada gouverneur:

»Orang ini ada kalihatan berhati rendah, dan ia ada merasa takoet sama sendjata. baorang jang gila, tida takoet apa-apa; saja taoe terang hal itoe.

Habis bilang bagitoe, inspecteur itoe berkata pada Dantes: Apatah kahendakmoe ini?"

»Saja ingin taoe," sahoet Dantes: »kasalahan apa saja soedah perboewat ; saja ingin biar perkarakoe diperiksa oleh hakim, soepaja saja boleh kasih katerangan; saja minta, biar saja dibri hoekoeman mati, kaloe saja bersalah, tapi biar orang lepasken saja, kaloe saja tida salah apa apa."

»Apa barang makanan jang kuoe dapat sahari-hari, ada baik ?"

»Saja rasa, ada baik, tapi saja tida taoe itoe, djoega saja tida perdoeli perkara itoe; saja meminta sadja soepaja saorang jang tida bersalah, djangan sampo djadi tjilaka dengan lantaran pengadoeän palsoe, dan djangan sampe djadi mati di dalam pendjara dengan mengoetoeki orang jang menjilakai dia.

»Ini hari kaoe ada berlakoe rendah, kata gouverneur kapada Dantes itoe: »tida salamanja kaoe ada berlakoe bagitoe; oraougrnoe dan tingkahmoe ada lain sekali, pada tempo kaoe maoe memboenoeh pada djoeroe-koeiitji."

»Ja, -Toewan!" sahoet Dautes: »biarlah orang itoe soeka niembri ainpoeii kapadakoe ini; dia itoe salamanja ada berlakoe baik kapadakoe. Tapi apa­ tah saja misti bilang? Di itoe tempo saja ada gila dan merasa amat panas di hati."

— »Sekarang ini kaoe tida merasa panas?"

— »Tida, Toewan ! kerna pendjara ini soedah remoekken hatikoe . . . Soedah lama sekali saja ada di sini."

»Lama sekali?' kata inspecteur: »dari kapantah kaoe ini tertoetoep?"

— »Dari tanggal 28 Februari 1815."

Itoe inspecteur lantas mengitoeiig dengan tekoek-tekoek djari sendiri. Komoedian ia berkata:

»Sekarang ada tanggal 30 Juli 1816 Apatah omongmoe itoe? Baroe toedjoehbelas boelan sadja kaoe ada di sini, dan kaoe bilang, lama sekali."

»Baroe toedjoehbelas boelan sadja! " kata Dan­ tes: »O, Toewan! kaoe tida taoe, bagimana rasanja orang tertoetoep toedjoehbelas boelan ! tempo jang sabagitoe itoe, ada sama deugan toe­ djoehbelas tahon, ada sama dengan toedjoehbelas abad, lebih lagi aken saorang seperti saja ini, jang soedah ampir mendapat peroentoengau bagoes dan jang hendak berangkat menikah pada toendangan jang tertjinta. Sedang saja soedah melihat peroentoengan bagoes meudatangi padakoe, sekarang ini saja kahilangan saraoewa, dan saja tida taoe apa jang telah djadi dengan toendangankoe; saja tiada taoe, apa bapakoe jang toewa masih hidoep atawa telah meninggal! Tertoetoep di dalam tempo toedjoehbelas boelan, sedang saja biasa menapas di oedara laoet dan melajari laoetan lebar ! Tertoetoep toedjoehbelas boelan, Toewan ! itoelah ada lebih dari tjoekoep aken saorang jang telah berboewat dosa paling besar ! Biarlah kaoe kasi­hani saja, Toewan! Saja tida minta koernia, hanja minta kaädilan; saja boekan meminta ampoen, hanja meminta poetoesan hakim. Brilah hakim padakoe ini, Toewan! Saja tida ingin lain, hanja ingin sadja mendapet hakim; wadjiblah orang membri hakim pada saorang jang tertoedoeh berboewat salah."

» Baik," sahoet itoe inspecteur : » kami nanti lihat, apa jang boleh kami perboewat."

Komoedian, sambil znenengok pada gouverneur inspecteur itoe berkata: » Saja merasa doeka oleh kerna halnja orang ini. Sebentar biarlah kaoe kasih saja lihat segala toerat perkaranja."

»Baik, Toewan!" sahoet itoe gouverneur: »tapi saja rasa kaoe nanti dapat lihat perkara djelek sekali.'

»Toewan!" kata poela Dantes: »saja taoe, jang kaoe mi tida boleh lepasken saja dengan menoeroet pada kahendakmoe sendiri; tapi kaoe boleh toe loeng sampeken permoehoeiiankoe kapada pembesar jang berkoewasa di dalam ini perkara, soepaja perkarakoe nanti dipereksa oleh pengadilan kaoe boleli toeloeng niemboeka djalan, aken saja; datang ka hadepan hakim, jang nanti menoetoesken perkarakoe ; saja ingin taoe, kasalahan apa saja. soedah perboewat dan boekoeman apa dibriken kapadakoe : sekarang ini poen saja ada di dalam kaädaän jang tida katentoeän, dan hal ini ada menjangsaraken amat pada hatikoe."

„Terangin djalan!" kata itoe inspecteur pada orang jang bawa api.

„Toewan ! kata poela Dantes: »saja merasa, jang kaoe ada kasihan padakoe ini! Bilanglah, Toewan! apa saja boleh harep pertoeloenganmoe ?"

»Itoelah kami trabisa bilang," sahoet inspecteur »kami melinken boleh berdjandji sadja, jang kami nanti lihat soerat-soeratmoe. "

— »O, kaloe bagitoe, Toewan ! soedah tantoe saja nanti terlepas."

— »Siapa jang soedah soeroeh tangkap kaoe ?"

— »Toewan Villefort; biarlah kaoe tjari katerangan padanja itoe."

— »Toewan itoe soedah satoe tahon tida ada di Marseille, hanja ada di Toulouse."

— »O, kaloe bagitoe. saja tida heran. Orang jang berkasihan padakoe, soedah tida ada di sini."

— »Itoelah tida djadi sebab, aken kaoe tertoetoep lama. Apa tida ada lantaran apa apa, «ken toe wan Villefort membentji padamoe?"

—»Tida sekali, Toewan; hanja ia hendak menoeloeng kapadakoe."

—»Kaloe bagitoe, kami boleh pertjaja segala Katerangan, jang ia toelis atas hal kaoe?"

—»Boleh betoel, Toewan !"

— »Baik; biarlah sekarang kaoe tinggal inei noenggoe."

Dantes lantas berloetoet dan berdongak ka langit sambil merangkap tangan, memoehoenken slamat ada Allah aken itoe inspecteur, jang telah toeroen ka dalam pandjara dan terpandang oleh Dantes se­perti satoe melaikat jang membawa pertoeloengan Pintoe pandjara lantas tertoetoep; tapi itoe harapan jang telah datang kapada Dantes bersama-sama itoe inspecteur, tertoetoep djoega di dalam itoe pandjara.

»Apa kaoe maoe lantas lihat daftar orang-orang toetoepaii, atawa maoe Uhat doeloe itoe pandita?" kata gouverneur kapada itoe inspecteur, satelah soedah ada di loewar pandjara Dantes.

»Biarlah kita pergi doeloe ka dalam kamar-kamar toetoepan", saboet itoe inspecteur: »Kaloe saja soedah datang kombali di tampat terang, brangkali saja tida brani toeroen kombali ka dalam ini lobang jang gelap dan melihat pada orang-orang jang bertjilaka di tampat ini."

—»Djanganlah berat pikiran : ini pandita ada

lain sekali dari orang-orang toetoepan jang lain: ia

58

poenja omongan gila tida menjoesahi hati seperti tetangganja ini poenja omongan jang beres." — »Gila apatah pandita itoe?"
— »O, gilanja ada amat adjaib; ia beringat, jang ia ada ampoenja kakajaän besar sekali. Tempo baro tertoetoep satoe tahon, ia maoe kasih sajoeta fra. . . kapada gouvernement, kaloe sadja ia dilepasken dari toetoepan; di tahon kadoewa, ia maoe kasih doewa joeta; di tahon katiga, tigajoeta, dan teroes bagitoe saban tahon tambah sajoeta. Sampe sekarang ia soedah tertoetoep lima tahon; ia nanti minta bitjara di dalam rasia dan maoe kasih limajoeta."
— »He, itoelah bagoes sekali! Siapatah namanja itoe orang hartawan?"
— »Pandita Faria. '
— »Ini kamar nomor 27."
— »Ja, dan itoe pandita ada tertoetoep di sini. Boekakenlah pintoe ini, Antoine!"

Si djoeroe-koentji lantas boekaken itoe pintoe dan itoe inspecteur lantas melihat ka dalam toetoep annja »Pandita gila:" pandita itoe poen diseboe bagitoe oleh sekalian pegawe di itoe roemah toetoepan.

Di tengah tengah itoe kamar, jang ternama kamar-gelap, adalah kalihatan saorang lelaki jang ampir terlandjang boelat, kerna pakeannja ada antjoer sekali; orang itoe ada berdoedoek, dan

menoelis goerat-goerat di batoe dengan sapotong kapoer jang rontok dari tembok. Maskipoen pintoe

59

diboekaken, orang itoe berdiam sadja; tempo sinarnja api soedah datang menerangi kamar itoe, baroelah orang itoe bergerak: ia berbalik dau melihat dengan heran kapada orang-orang jang datang,

Di itoe waktoe djoega orang itoe lantas berbangkit mengambil satoe selimoet jang ada di pembaringan. laloe berkerodong dengan itoe, soepaja tida kalihatan terlandjang oleh itoe orang-orang jang datang

»Kaoe ada ingin apa?" kata itoe inspecteur dengan terkoenjoeng-koenjoeng kapada itoe pandita
»Siapa? saja?" sahoet itoe pandita dengan merasa heran: »saja tida ingin apa-apa, Toewan!
»Kaoe tida mengarti maksoedkoe," kata poela itoe inspecteur: »kami ini dititahken oleh Gonvernement datang di sini, aken tanjaken orang-orang toeloepan, kaloe-kaloe ia-orang ada permoehoenan apa apa."
— »O, kaloe bagitoe, ada lain! kaloe bagitoe, adalah saja harap, jang kita-orang boleh berdami satoe sama lain.
»Tah! apatah itoe!" kata gouverneur dengan berbisik kapada itoe inspecteur : »tidakah saja bilang, jang ia nanti bitjara bagitoe ?
»Toewan!" kata poela itoe pandita: »saja ini pandita Faria dan telah terlahir di kota Rome. Doewapoeloeh tahon lamanja saja ada djadi secretaris-nja kardinaal Rospigliosi; di tahon 1811 saja ditangkap, sedang saja tida taoe apa sebabnja itoe; seringsering saja meminta pada pembesar Italië dan pembesar Prasman, soepaja saja dilepasken, tapi pertjoemah sadja.

— »Mengapa kaoe meminta djoega pada pembesar Italië?" — »Sebab saja telah tertangkap di Piombino; saja rasa, sekarang ini Piombino soedah djadi iboekota dari satoe provincie Prasman, sabagimana kota Milaan dan Florence."

Itoe inspecteue dan gouverneur melihat satoe pada lain sambil tertawa,

»Hola, sobat!" kata poela itoe inspecteur pada; Faria: »kaoe poenja kabar itoe baroes diseboet kabar toewa."

»Kabar itoe ada dari tempo saja baroe ditangkap Toewan!" sahoet itoe pandita; »dan saja ada kira, jang sedang Baginda Keizer Napoleon maoe bikin Rome djadi karadjaän boewat poetranja, ia soedah , dapat mengalahken radja-radja dan bikin Italië mendjadi satoe karadjaän sadja."

— »Allah soedah tjegahken itoe niatau besar, Toewan !"

—»Sajang sekali; kerna itoelah sadja soewatoe djalan aken membikin Italië djadi satoe karadjaän mardika "

— »Boleh djadi; tapi kami datang di sini, boekau aken berkata-kata dari hal perkara negri, hanja aken menanja, kaloe-kaloe kaoe ini hendak moehoen

61

apa-apa. atawa hendak bilang apa-apa atas hal makanan atawa tampat kadiaman.
—»Makanan ada sama sadja, sabagimana jang ada di segala roemah toetoepan, jaitoe djelek adanja; dari hal tampat kadiaman, kaoe lihat sendiri, besak dan berbaoe, tapi ada sampe baik aken djadi satoe pandjara; aken tetapi boekanlah perkara-perkara itoe, jang saja maoe bri taoe pada gouvernement, hanja perkara besar sekali.
»Tah, sekarang ia moelai!" kata gouveneur di koepingnja inspecteur.
»Maka saja ada merasa girang sekali," kata poela itoe pandita: »oleh kerna kaoe datang di sini. Apa kaoe soeka bitjara aken berdami sama saja?'
»Tah, apa saja bilang!" kata itoe gouverneur de­ngan berbisik.
»Kaoe kenal baik pada kaoe poenja tetamoe, kata itoe inspecteur dengan tertawa kapada gouverneur; komoedian ia lantas berkata pada Faria.
»Toewan! apa jang kaoe minta padakoe, itoelah satoe perkara jang tida boleh djadi.
»Ini perkara jang saja maoe perdamiken, Toewan!" kata poela itoe pandita:»boleh membri kaoentoengan limajoeta kapada gouvernement. »Hahaha!" kata itoe inspecteur pada gouverneur: »kaoe soedah dapat membade djoega djoemblahnja oewang jang aken diseboet !
»Dengarlah!" kata poela itoe pandita, sedang itoe inspecteur bergerak akeu berlaloe: »tida terlaloe perloe akeu kita bitjara berdoevva sadja: touwan gouverneur boleh toeroet djoega bitjara."

»Baik sekali," kata itoegouvenieur pada paudita: »aken tetapi kita-oraog soedah taoe lebih doeloe, apa jang kaoe hendak oniongkeii, jaitoelah hal kaoe poenja harta besar, boekan ?"

»Tantoe!' sahoet Paria: »apatah iagi jang saja maoe omongkeu, kaloe boekaii hal itoe?"

»Toewan inspecteur!" katapoela itoe gouverneur; »saja poen bisa djoega tjeritaken itoe hikajat, jang ini toewan pandita maoe toetoerken padanioe; kerna sampe sekarang ini telah ada ampat atawa lima tahon lamanja, koeping saja terisi penoeh dengan itoe hikajat harta besar."

»Itoelah satoe tanda, Toewan gouverneur!" kata itoe pandita: »bahoewa kaoe ini ada seperti orang-orang jang terseboet di Kitab-Soetji ada poenja mata, tapi tida melihat; ada poenja koeping, tapi lida mendengar.

»Sobatkoe!" kata poela inspecteur pada Faria:

»Gouvernement ada sampe kaja dan tida perloe sama kaoe poenja oewang; sebab itoe biarlah kaoe simpan sadja oevvangmoe boewat dipergoenaken olehmoe sendiri, kaloe kaoe soedah kaloewar dari sini."

»Tapi, sahoet Faria; »saände saja tida terlepas dari toetoepan ; saände teroes sadja orang berboewat hianat padakoe dan toetoep saja salamanja ; saände saja mati dengan tida bri taoe rasia pada saorang poen, apa itoe harta misti tetap sadja terhilang? Apa tida lebih baiic, kaloe Gouvernement dan saja dapat goenaken itoe? Saja raaoe kasih anemjoeta, Toewan ! ja, anemjoeta saja maoe kasihken, dan saja nanti dapat sadja jang salainnja, kaloe sadja orang maoe lepasken saja dari ini toetoepan.

» Hola," kata itoe inspecteur dengan soewara perlahan ; »kaloe orang tida taoe, bahoewa orang ini saorang gila adanja, tantoe sekali orang nanti pertjaja, jang ia ada bitjara dari perkara benar."

»Saja tida gila, Toe wan! dan saja bitjara djoega dari perkara benar, " sahoet Faria jang ada dengai terang katanja itoe inspecteur : »Itoe harta jang saja omongken sekarang, boekan sekali harta di dalam ingatan gila, hanja harta jang berada dengan sa benarnja. Maka saja minta padamoe, soepaja kaoe bikin djandjian sama saja, di mana nanti diseboet; ken jang kaoe nanti l.awa saja ini ka satoe tarapat jang nanti dioendjoek olehkoe; orang nanti gali itoe tanah di sana di hadepan kita berdoewa, dan kaloe soedah djadi njata, bahoewa saja telah bitjara dari perkara tida benar, hingga orang tida dapatken itoe harta di sana, kaoe boleh bawa saja kombah ka dalam ini pandjara, di mana saja nanti tinggal sampe mati dan tida nanti seboet-seboet lagi harta itoe kapada saorang poen."

Gouverneur djadi tertawa, dan lantas berkata pada pandita itoe:

»Apa hartainoe itoe ada djaoeh dari sini?" »Kira-kira saperdjalanan saratoes djam." sahoet Faria.

»Njatalali jang kaoe ini tida bodo," kata poela itoe gouverneur; »Hahaha! saände sainoewa orang toetoepau meminta bikin perdjalanan jang saratoes djam dan permintaännja itoe ditoeroeti, tantoelah orang-orang toetoepau itoe nanti boleh mendapat waktoe jang bagoes boewat berangkat minggat, dan salama ada di perdjalanan bagitoe djaoeh, tantoe sekali nanti ada satoe waktoe jang baik."

»Itoe akal telah terkenal lama," kata inspecteur pada itoe pandita: »maka boekanlah kaoe jang ha roes diseboet telah dapatken akal itoe. Kami ada tanja padamoe, kaloe-kaloe makanan jang kaoe da- pat di sini, ada sanipe baik."

»Toewan!" sahoet Faria: »biarlah kaoe bersoempah, jang kaoe nanti lepasken dirikoe ini, kaloe saja telah bitjara dari perkara benar, dan saja nanti lantas bri taoe, di mana harta itoe ada terpendam. »Apa makananmoe ada sampe baik?" kata poela ; itoe inspecteur.

»Toewan!" kata poela Faria: »dengan bikin djandjian bagini roepa, sejserti saja telah minta, kaoe tida nanti dapat roegi atawa dapat soesah satoe apa; kaoe lihat njata, bahoewa saja tida ada niatan minggat, kerna salama kaoe pergi ka sana aken gali itoe harta, saja tinggal tertoetoep di dalam ini pandjara." »Kaoe tida sahoeti pertanjaankoe," kàtà itoe inspecteur.

»Kaoe poen tida sahoeti permintaan koe," sahoet itoe pandita: »sebab itoe biarlah kaoe terkoetoek joega, seperti itoe orang-orang goblok jaug lain, jang tida maoe pertjara bitjarakoe Kaoe tida niaoe saja poenja emas, biarlah emas itoe tinggal pada koe; kaoe tida maoe lepaskon dirikoe ini, Allah nanti bri kalepasan itoe. Pergi! saja tida maoe bitjara lagi."

Satelah soedah berkata bagitoe, pandita itoe imparken seliraoetnja, laloe berdoedoek kombali menoelis di atas batoe dengan sapotong kapoer.

»Dia bikin apatah itoe?" kata inspecteur pada gouverneur.

»Brangkali ia hitoeng-hitoeng hartanja," sahoet gouverneur itoe.

Faria melirik dengan mata jang njataken kabentjian pada itoe gouverneur jang menjindir.

Di itoe waktoe djoega itoe gouverneur dan inspecteur berdjalan pergi, dan djoeroe-koeutji lantas Koentjiken itoe pandjara.

»Brangkali djoega dia itoe ada ampoenju harta," kata inspecteur sambil naik di tangga.

»Atawa soedah mengimpi ada ampoenja itoe," kata gouverneur: »dan satelah sedar dari tidoernja lantas moelai djadi gila.

»Brangkali djoega bagitoe," kata poela itoe in. specteur sambil tertawa: »kerna kaloe soenggoeli. ia kaja, tantoelah ia tida doedoek terpendjara."

Bagitoelah kasoedahaimja hal paiidita Faria itoe kadatangan inspecteur.

Aken hal Dantes, inspecteur itoe beringat djoega pada djandjinja; korna satelah sampe di atas, ia lantas minta lihat daftar orang-orang toetoepan. Peringatan atas hal Dantes jang terseboet di daftar itoe, demikian boenjinja:

EDMOND DANTES --> Saorang Bonapartisch jang sampoerna betoel; telah, bekerdja banjak, soepaja Napoleon bisa datang dari Elba.

Misti terpisah sendirian, djangan dikasih tjampoer sama lain-lain orang toetoepan, dan misti terdjaga dengan keras.

Sebab demikian boenjinja itoe peringatan di da lam daftar, maka soekarlah aken orang berboewat apa-apa bagi goenauja Dantes ; dari sebab bagitoe, itoe inspecteur lantas menoelis di bawah peringatan itoe: »Halnja orang ini tida dapat dirobahken lagi."

Sedang bagitoe, Dantes ada mendapat pengarapan besar, dan merasa senang oleh kerna itoe. Salamac ia ada di dalam pandjara, ia soedah loepa mengi- toeng hari; tapi itoe inspecteur telah seboetken hari-boelan, dan Dantes tida meloepakeii itoe, hanja toelisken di tembok dengan sapotong kapoer : 30 Juli 1816; dan moelai dari itoe tempo, pada sàban pagi ia toelis satoe goerat ketjil di bawah tanggal itoe, soepaja bisa meugitoeug hari.

Bebrapa hari telah berlaloe dengan lekas ; ko- moedian berlaloelah bebrapa dominggoe, dan sigra djoega bebrapa boelan telah berlaloe. Lebih doeloe Dantes soedah mengarap, jang ia nanti dilepasken di dalam tempo satengah boelan. Tapi satelah itoe satengah boelan soedah berlaloe, Dantes merasa telah ada bodo sekali, oleh kerna brani mengarap, bahoewa itoe inspecteur nanti oeroes perkaranja, sabelon dataug di kota Parijs. Dari sebab Dantes itoe beringat, bahoewa inspecteur itoe tida nanti bisa datang di Parijs, kaloe satoe atawa doewa boelan belon berlaloe, maka lantaslah ia mendoega dengan mengarap. jang orang nanti lepasken dia di dalam tempo tiga boelan. Tempo itoe tiga boelan: soedah berlaloe, Dantes lantas mengarap nanti dapat kalepasannja di dalam tempo anem boelan ; taken tetapi tempo Ini anem boelan soedah berlaloe dan Dantes hitoeng ia poenja goerat-goerat di tem bok, ia lantas dapat taoe, jang ia soedah menoengoe sapoeloeh boelan satengah. Salama itoe tempo ida ada perobahan apa-apa di dalam halnja Dantes toe, djoega tida sekali ada kabar apa-apa jang senangken hatinja ; kaloe ia menanja apa-apa pada eipier, orang ini menjahoet sadja dengan gojang kapala. Sebab bagitoe, djadilah Dantes itoe merasa koerang pertjaja pada ingatannja seudiri, dan ia lantas moelai pertjaja, bahoewa segala hal jang ia telah ingat, boekan telah ada dengan sabenarnja hanja teiah ada di dalam impian sadja.

Sasoedah satoe tahon berlaloe, itoe gouverneur dari toetoepan di benteng d'If dipinduhken ka benteng lain dan ia bawa pindah ka sana bebrapa pegawe sabawabannja, dan pada pegawe-pegawe ini ada teritoeng djoega itoe djoeroe-koentji dari peudjaranja Dantes.

Gouvernenr jang baroe, tida maoe taoe nama-namanja orang toetoepan dan seboetken sadja orang-orang itoe dengan nomornja masing-masing poenja kamar atawa pendjara. Menoeroet ini atoeran Edmond Dantes diseboet sadja si No 34.




__________