Brosur Lagu Kebangsaan - Indonesia Raya/Bab 4
IV. BENTUK DAN ISI LAGU KEBANGSAAN
INDONESIA RAYA
Sampai kini Pemerintah belum membuat deklarasi resmi tentang Bentuk dan Isi Lagu Indonesia Raya.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan INDONESIA RAYA tidak diberikan penjelasan tentang BENTUK DAN ISI LAGU KEBANGSAAN. Penjelasan umum tentang lagu INDONESIA RAYA sebagai yang termuat dalam Lembaran Negara No. 72 tahun 1958 hanya menyebutkan :
PENJELASAN UMUM
Tentang Lagu Kebangsaan, Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia dalam pasal 3 ayat 2 hanya memuat kalimat : LAGU KEBANGSAAN ialah Lagu INDONESIA RAYA ciptaan Wage Rudolf Soepratman yang untuk pertama kali dinyanyikan dimuka umum di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928, waktu diadakan Kongres Pemuda seluruh Indonesia di kota itu. Untuk mencapai keseragaman perlu ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah bagaimana nada-nada, irama, iringan, kata-kata dan gubahan lagu itu.
Perlu pula ditetapkan waktu dan cara-cara penggunaannya, baik sendiri maupun bersama-sama Lagu Kebangsaan asing, sesuai dengan derajatnya.
Itulah penjelasan umum tentang Lagu Indonesia Raya yang secara resmi dinyatakan Pemerintah Republik Indonesia. Oleh karenanya disini dimuatkan kutipan penjelasan tentang BENTUK DAN ISI LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA sebagai yang dibuat oleh Panitia Peringatan Seperempat Abad INDONESIA RAYA yang dibentuk oleh Pemerintah:
"Bentuk lagu Indonesia Raya ini terdiri dari tiga seloka. Panjangnya masing-masing 14 baris, dan berisi pemujaan kesatuan Indonesia dan kecintaan pada tanah-air Indonesia. Pemujaan pemersatuan Indonesia dijelaskan dalam : Seloka ke satu ditujukan kepada tanah air, kepada Nusantara yaitu rangkaian kepulauan yang merupakan persatuan INOONESIA RAYA. Indonesia bukan saja tanah-air tapi juga adalah kebangsaan yang mewujudkan negara Indonesia. Seloka ke dua berisi pemanjatan do'a untuk tanah-air kita supaya Indonesia berbahagia. Hidup dalam kesyukuran tanah-air dan kesyukuran rakyat yang menempatinya dan hidup dalam kesadaran. Kesadaran hari dan budi, adil dan makmur. Seloka ke tiga berisi sumpah sakti dan kebulatan tekad dan yang bertujuan INOONESIA RAYA, yaitu sumpah dan janji supaya cita-cita Indonesia Merdeka dan keselamatan Bangsa tetap ujud dan kekal abadi selama-lamanya.
Begitu kebesaran Negara Republik Indonesia yang merdeka, supaya terus-menerus berbentuk dalam Negara Indonesia besar. Semoga pemanjatan Do'a itu diridoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, agar supaya Indonesia berbahagia dan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap kekal adanya.
Pemujaan kesatuan Tanah Air Indonesia dan persatuan rakyatnya dalam seloka pembuka adalah penumpahan rasa luhur terhadap unsur-unsur Negara Republik Indonesia yang merdeka, yakni pada Tanah Air, pada Tumpah Darah, Bangsa dan Rakyat, serta kekuasaan politik, ekonomi dan kebudayaan. Semua itu terjalin dalam pekik tujuan akhir, suatu negara Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, seperti yang dicita-citakan oleh angkatan muda dalam bulan Oktober 1928, ialah :
Rasa luhur: | ( Indonesia Tanah Airku |
( Tanah tumpah darahku | |
( Disanalah aku berdiri | |
( Jadi pandu ibuku |
Do'a restu dalam seloka tengah membangkitkan rasa syukur dan khidmat terhadap Tanah Air Indonesia sebagai Pusaka Nasional dari leluhur kita hingga turun-temurun. Di atas rasa syukur dan khidmat itu lahirlah penghormatan dan penghargaan tinggi dengan segala kesucian. Supaya hati dan budi Bangsa Indonesia mengalami dan merasakan suatu kebangunan dan kebahagiaan baru untuk selama-lamanya. Seperti yang bergetaran dalam jiwa bangsa Indonesia ialah:
Doa' restu: | ( Marilah kita mendo'a |
( Indonesia bahagia | |
( Suburlah tanahnya | |
( Suburlah jiwanya | |
( Bangsanya, rakyatnya semuanya |
Pemanjatan Do'a untuk Tanah Air Indonesia itu dilanjutkan dengan janji dalam seloka penutup yang berisi gumpalan Sumpah Sakti seperti yang terjadi di zaman kejayaan kita dahulu. Yang pernah diucapkan raja Syailendra untuk kerajaan Sriwijaya (Th. 686) dan oleh Maha Patih Gajah Mada untuk kerajaan Majapahit (Th. 1331) dan dalam mempertahankan kejayaan Negara dan Bangsanya. Dan Sumpah Sakti sebagai pendorong untuk perjuangan gigih Bangsa Indonesia, setelah pula diikrarkan dalam Kongres Pemuda Indonesia ke II, yang meliputi Persatuan dan Kesatuan Nusa dan Bangsa serta Kebudayaan Indonesia, seperti tersebut dalam kuplet ketiga, ialah:
Sumpah-Sakti | ( Marilah kita berjanji |
( Indonesia abadi | |
( Selamatlah rakyatnya | |
( Selamatlah Puteranya | |
( Pulaunya, lautnya semuanya |
Selain dari pada seloka besar yang masing-masing terdiri dari 14 baris itu, dalam lagu Indonesia Raya terdapat pula seloka ulangan. Tiap-tiap seloka yang dinyanyikan itu berhubungan langsung dengan seloka ulangan tersebut. Yang berulang-ulang dinyanyikan sebagai paduan rasa luhur Bangsa Indonesia yang hendak melaksanakan dan mencapai dasar dan tujuan dari pada perjanjian besar. Perjuangan gigih yang menuju ke Negara Republik Indonesia yang merdeka, dari Sabang sampai Merauke, ialah:
( Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka | |
Dasar-tujuan | ( Tanahku, Neg'riku yang kucinta |
( Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka | |
( Hiduplah Indonesia Raya |
TERJEMAHAN LAGU INDONESIA RAYA
KEDALAM BAHASA ASING
Pada prinsipnya setiap Lagu Kebangsaan wajib dinyanyikan dalam bahasa Nasional masing-masing. Terjemahan syair Lagu Kebangsaan ke dalam berbagai-bagai bahasa asing sama sekali tidak dimaksudkan agar Lagu Kebangsaan itu dinyanyikan ke dalam bahasa asing. Terjemahan hanyalah dimaksudkan agar dunia internasional mengenal dan mengerti makna Lagu Kebangsaan bangsa lain. Jadi dilihat dari segi pergaulan internasional dan untuk memupuk keakraban, saling pengertian antar bangsa, memang dirasakan perlunya kebutuhan terjemahan syair Lagu Kebangsaan.
Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1958 tidak menetapkan atau mengatur terjemahan Lagu Kebangsaan INDONESIA RAYA ke dalam bahasa-bahasa asing yang berarti, bahwa Pemerintah belum atau tidak membuat terjemahan-terjemahan resmi ke dalam bahasa asing. Tapi dari kalangan mahasiswa kita atas prakarsa mereka sendiri sebenarnya sudah sejak lama dibuatkan terjemahan INDONESIA RAYA ke dalam bahasa Inggeris, Jerman dan Belanda. Terjemahan-terjemahan ke dalam bahasa Inggeris, Jerman dan Belanda itu pada tanggal 28 Oktober 1953 oleh sebuah harian nasional, HARJAN UMUM, telah dimuat secara lengkap untuk ikut menghormati peringatan seperempat abad usia INDONESIA RAYA.
Bulletin Kementerian Penerangan Republik Indonesia yang khusus diterbitkan untuk disiarkan ke Luar Negeri juga telah memuat terjemahan INDONESIA RAYA ke dalam bahasa Inggeris, Jerman dan Belanda sebagai berikut :
KUTIPAN TERJEMAHAN-TERJEMAHAN INGGERIS, JERMAN DAN BELANDA DARI DOKUMENTASI KUSBINI DAFTAR LAGU No. 4 (Lihat Lampiran No. 7).