Tao Teh King/Bab 46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Tao Teh King diterjemahkan oleh Kwee Tek Hoay
Bab 46

XLVI.

MENINDES KAINGINAN.

  1. Kapan Tao dioetamaken dalem doenia, koeda-koeda digoenaken boeat membantoe pertanian.
  2. Kapan Tao tida berpengaroeh di doenia, koeda-koeda-peperangan dipelihara dalem lapangan tempat mengangon cheiwan.
  3. Tida ada kadosa'an jang lebih besar dari­ pada menoeroetin kainginan temaha.
  4. Tida ada jang lebih menjakitken dari-pada tida merasa poeas.
  5. Tida ada kaboesoekan jang lebih mendjemoeken dari-pada serakah pada kaoenioengan.
  6. Maka kapoeasan dari merasa tjoekoep ada djadi satoe kasenangan jang kekel.

Dalem ini fatsal Lao Tze goenaken koeda sabagi symbool dari katentreman dan kakaloetan di doenia. Kapan itoe koeda-koeda digoena­ken dalem pertanian, itoelah tandanja Tao sedeng dioetamaken, hingga doenia mendjadi mamoer. Sabaliknja kapan di tempat-tempat pengangonan ada penoeh dengen koeda-koeda jang meloeloe dipiara dan diadjar boeat berperang, itoelah tandanja Tao tida diperhatiken lagi, dan doenia mendjadi kaloet dan hoeroe-hara, dimana mi­litarisme bisa berlakoe sawenang-wenang. (Ajat 1, 2).

Kakaloetan doenia jang tertampak dari doeloe sampe sekarang pokonja ada dari katemaha'an dan perasa'an tida poeas, ingin mendapet dan mempoenjai lebih banjak. Sabagitoe lama manoesja masih belon tindes katemaha'annja dan selaloe tjoba aken dapet lebih banjak kaoentoengan zonder perdoeli karoegian dan kasoesahan laen-laen orang, tida bisa ada kaselametan jang kekel.

 Ada satoe sjairan :

 Jang besar di dalem doenja,

 Besar lagi kasoesahannja.

 Inilah dari lantaran semingkin „besar" itoe orang, semingkin banjak kainginan dan kamaoeannja, jang membikin tanggoengan hidoepnja djadi berat. Sabaiiknja, itoe orang „keijil" jang kainginannja saderhana dan hidoepnja poen serba gampang dan moerah, serta tida kandoeng angen-angen jang moeleek, tida banjak soeal jang bisa mengganggoe kasenangannja, atawa djikaloe ada, tida soesah disingkirken. (Ajat). 3-6).

Tao Teh King (page 213 crop)
Tao Teh King (page 213 crop)
  1. Satoe orang bisa kenal doenia zonder meninggalken iapoenja roemah.
  2. Dari djendelanja ia bisa liat kabesarannja Tao.
  3. Semingkin djaoe orang berdjalan, semingkin sedikit iapoenja pengataoean.
  4. Maka saorang boediman bisa taoe zonder djalan mengider, kenalin benda-benda zonder meliat, dan lakoeken segala apa zonder bekerdja.

Boeat bisa mengarti ini oedjar-oedjar jang gelap dan kaliatannja tida masoek di akal biarlah orang djangan loepaken pada apa jang soedah diterangken doeloean, bahoea siapa soedah mengenal Tao, jaitoe bersatoe pada jang Maha Tinggi, ia poen terbebas dari perwatesan jang bikin manoesia berada dalem katjoepetan dan serba kakoerangan. Seperti djoega Buddha jang, sasoedahnja dapet Penerangan, telah ber­satoe dan hidoep di dalem Dharma hingga se­gala pengataoean djadi terboeka dengen tida bi­sa kliroe lagi, begitoe poen barang siapa mengenal Tao nanti bisa kenal dan taoe samoea, maski djoega ia tida kaloear dari dalem roemahnja. (Ajat 1,2).

Pengartian batin di doenia selaloe berwates, kerna tjoemah bergoena boeat dipake dalem sa­toe djeman, antara satoe bangsa atawa kaoem, dan sengadja disediaken oentoek sasoeatoe negri jang ka'ada'annja berlaenan. Maka semingkin banjak orang menjelidiki ka kanan-kiri aken fahamken roepa-roepa pengataoean jang soeker dan