Lompat ke isi

Sorga Ka Toedjoe/Bagian Kesebelas

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Sorga Ka Toedjoe oleh L.
Bagian Kesebelas: Teroesir

BAGIAN KESEBELAS

Teroesir

KASIMIN tidak tahoe bahwa orang sedang berdaja akan tjoerangi iapoenja hak boeat mengoesahakan itoe kebon terlebih lama, sebagaimana soedah didjandjikan padanja oléh bapa Kasdam ketika hendak menoetoep mata. Waktoe itoe pendjoealan terdjadi, Kasimin sedang tidoer dengan njenjak digoeboeknja. Ia baroe dapat tahoe sadja tentang itoe pendjoealan beberapa hari kemoedian tempo Adoeng datang padanja dan menanja :

„Kalau kau berlaloe dari sini kau maoe pindah ke mana, ’bang Min ?”

„Pindah dari sini ?” menanja Kasimin dengan paras tidak mengerti. „Siapa bilang akoe maoe pindah ?”

„Boekankah ini kebon soedah didjoeal pada toean tanah oléh Kasdam ?” menegaskan Adoeng.

„Siapa jang bilang itoe ?” menanja Kasimin dengan kaget.

„Semoea orang dikampoeng tahoe jang Kasdan soedah djoeal ini kebon pada toean tanah”, berkata Adoeng. „Kasdam sekarang ada mempoenjai banjak oeang dan soedah beli djoega beberapa ékor kerbau. Katanja toean tanah maoe bersihkan ini kebon dan soeroeh 'bang Min lantas berlaloe dari sini”.

„Apa betoel Kasdam soedah djoeal ini kebon pada toean tanah ?” menanja Kasimin jang ingin tahoe doedoeknja hal dengan djelas. „Akoe tidak pertjaja jang itoe anak soedah langgar pesenan ajahnja dan djoeal ini kebon dengan tidak berdamai lebih doeloe sama akoe.”

„Astaga, ’bang Min,” berseroe Adoeng dengan sedikit sengit. „Boeat apatah saja djoestakan ’bang Min dalam ini hal ? Saja toch tidak oentoeng apa-apa kalau saja bohongi ’bang Min. Semoea orang tahoe jang Kasdamm soedah djoeal ini kebon dan toean tanah maoe soeroeh ’bang Min lantas berlaloe dari sini. Nah, itoe apa,” meneroeskan Adoeng sembari menoendjoek kesatoe djoeroesan, „aoakah itoe boekan ’bang Doel jang sedang mendatangi kesini dengan diiringi oleh sedjoemlah koeli-koeli ?”

Kasimin melihat kedjoeroesan jang dioendjoek oleh Adoeng dan betoel sadja disitoe ia dapat lihar sedjoemlah orang sedang mendatangi kedjoeroesan kebonjja, sedan Doel ada djalan paling depan sekali. Melihat itoe, -Kasimin laloe lompat bangoen, tarik satoe golok pandjang jang tergantoeng didinding roemahnja, kemoedian, sembari bertereak dengan keras, ia samperkan itoe sedjoemlah orang jang sedang djalan mendatangi kedjoeroesan kebonnja. Dengan tidak menanja soetoe apa lebih doeloe, Kasimin laloe goenakan goloknja akan babat beberapa poehoen jang mengadang didjalanan, sebagi sjoega hendak mengasi lihar pada Doel dan orang-orangnja bagaimana tadjamnja iapoenja golok.

„Djangan ganggoe akoe poenja kebon kalau maoe selamat,” bertereak Kasimin dengan paras sebagai orang kalap. „Siapa jang brani masoek kekeboenkoe akoe nanti kasi adjaran dengan ini golok.!”

„Djanganlah berlakoe begitoe, Min”,memboedjoek Doel dengan soeara sabar. „Kita dagang disini atas prentahnja toean tanah boeat bersihkan ini kebon, jang ia soedah beli dari achliwarisnja bapa Kasdam. Kau moesti lantas berlaloe dari sini dengan baik, kita nanti paksa kau akan keloear dari ini kebon.”

„Apa ?” membentak Kasimin dengan sengit. „Akoe moesti keloear dari ini kebon ? Tidak, tidak nanti akoe maoe berlaloe dari sini. Madjoelah lebih dekat kalau kau maoe beladjar dengan golokkoe ini!”

Sembari berkata begitoe Kasimin laloe samperkan itoe orang-orang, hingga mereka djadi lari simpang sioer. karena koeatir kena kelanggar goloknja Kasimin jang roepanja ada sangat tadjam. Kasimin kedjar mereka sehingga sampai ditepi soengai, hingga Doel dengan orang-orangja terpaksa moesti menjoboerkan diri kedalam air, soepaja bisa mendjaoehkan diri dari Kasimin jang sedang kalap. Meskipoen begitoe masih mengejar teroes, sehingga kakinja terdjeblos dalam satoe lobang dan ia djatoeh tengkoeroep diitoe soengai. Goloknja terlepas dari peganganja dan masoek kedalam air !

Melihat Kasimin soedah tidak bersendjata lagi, Doel laloe samperkan padanja, dengan diikoeti oleh beberapa orangja, dan moelai serang pada Kasimin. Karena dikeroeboeti oleh banjak orang, achirnja Kasimin kena djoega dikalahkan oleh mereka, siapa laloe gotong Kasimin ketepi soengai dan lemparkan ia kedalam loempoer.

Selagi Kasimin menggeletak didalam loempoer dalam keadaan lelah, adalah Rasimah dan Hoesin sedang bersenang-sengan, sebagaimana lajaknja orang-orang moeda jang sedang menjinta satoe-sama-lain, pelsiran di Telaga-Warna dengan menggoenakan satoe perahoe ketjil.

Mentjinta dan ditjinta adalah madoenja penghidoepannja, demikianlah ada dikata oleh satoe penoelis jang terkenal dan ini telah dirasakan kebenarannja oleh itoe doea pemoeda, karena sedari itoe hari jang Hoesin soedah menolong Rasminah dari ganggoeannja Parta dan Doel, Hoesin sering sekali datang mengoendjoengi Hadidjah dan Rasminah, koendjoengan mana telah berachir dengan bersaranja bibit pertjintaan antara itoe doea pemoeda. Ketika matahari soedah tjondong ke Barat, baroelah itoe sepasang merpati poelang keroemah Hadijdah.

„Rasminah”, berkata Hoesin ketika itoe gadis hendak masoek kedalam roemahnja Hadidjah dan sebeloemnja Hoesin berpamitam padanja, „akoe tjintakan kau dengan segenap hatikoe dan begitoe lekas akoe soedah dapatkan kedoedoekan jang lebih baik dan gadjikoe tjoekoep boeat kita beroemah tangga, akoe nanti lantas madjoekan lamaran pada bibimoe”.

Parasnja Rasminah berobah merah ketika mendengar itoe perkataan. Dengan sedikit maloe ia mendjawab :

„Djangan terboeroe nafsoe, Hoesin. Akoe tidak maoe menikah doeloe djika bibi beloem bisa dapatkan kembali iapoenja keberoentoengan”

„Djadi kalau ia beloem bisa melihat lagi, kau tidak maoe menikah doeloe, Ras?” menanja Hoesin. „Inilah keterlaloean !”

„Boekan begitoe jang akoe maksoedkan”, menjahoet Rasminah. „Maksoedkoe jaitoe djika bibi beloem berkoempoel kembali sama soeaminja akoe tidak maoe menikah doeloe, meskipoen djoega akoe peen tjintakan kau dengan segenap hatikoe”.

„Kenapa begitoe, Ras? Kenapa moesti menoenggoe sampai bibi berkoempoel lagi bagaimana ?”

„Kau moesti bantoe tjari padanja sampai ketemoe”, berkata Rasminah dengan soeara tetap.

„Dengan segala senang hati dan dengan sepenoehnja tenaga akoe nanti membantoe, Ras”, kata Hoesin, „soepaja maksoed kita poen bisa lekas kesampaian”.