Lompat ke isi

Reglemen Acara Perdata/Buku Ketiga/Bab VI/Bagian 10

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Galat templat: mohon jangan hapus parameter kosong (lihat petunjuk gaya dan dokumentasi templat).
Reglemen Acara Perdata/Buku Ketiga/Bab VI/Bagian 10
REGLEMEN ACARA PERDATA

(Reglement op de Rechtsvordering.)
(S. 1847-52 jo. 1849-63.)
BUKU KETIGA : PELBAGAI MACAM CARA BERPERKARA

Bab VI. PEMERIKSAAN PERKARA SECARA KHUSUS


Bagian 10. Penolakan Mengadili Dan Penyerahan Kepada Hakim Lain.


Pasal 859.

Jika oleh seorang pegawai Eropa, hakim tunggal, atau raad van justitie atau salah seorang anggotanya, ditolak untuk memberikan penetapan atas suatu surat permohonan, atau memberikan putusan mengenai suatu perkara yang sedang berjalan, begitu pula penyelesaian suatu perkara dengan cara yang tidak patut diperlambat, maka pihak yang berkepentingan dapat mengajukan aduan kepada H.G.H. (ISR. 157; Rv. 623; AB. 22.)


Pasal 860.

Aduan diajukan dengan suatu surat permohonan, yang kecuali ditandatangani oleh pengacara juga oleh pemohon atau oleh orang yang dikuasakan secara khusus untuk itu dan surat kuasa itu harus disertakan pada surat permohonan itu, dengan ancaman kebatalan jika tidak disertakan.

Alat-alat bukti yang ada harus disertakan dan pemohon harus memilih tempat tinggal di tempat H.G.H. bersidang. (KUHPerd. 24, 1934; Rv. 106, 272, 736.)


Pasal 861.

H.G.H. memerintahkan agar surat permohonan diberitahukan kepada hakim yang ditentang; untuk itu suatu turunan perintah itu beserta turunan surat permohonan dengan bukti-bukti yang bersangkutan oleh panitera H.G. H. disampaikan kepada kepaniteraan hakim itu.


Pasal 862.

Dalam jangka waktu yang cbtetapkan oleh H.G.H., hakim yang diadukan itu harus menyampaikan jawaban pembelaannya secara tertulis kepada kepaniteraan H.G.H. Pengadu dan pengacara dapat melihat jawaban itu di kepaniteraan. (Rv. 15, 864.)


Pasal 863.

Hakim-hakim yang diadukan selama pemeriksaan dilarang menangani perkara yang diadukan sebagai perkara yang olehnya ditolak pemeriksaannya, begitu pula semua perkara yang mengenai pengadu yang mungkin ada pada hakim itu, dengan ancaman kebatalan putusannya.

Mereka dengan cara yang sama harus menolak menangani perkara-perkara yang ada di majelisnya yang ada hubungan keluarga dalam garis lurus dari pengadu dan suami atau isterinya, dan juga dengan ancaman kebatalan. (Rv. 35-70, 36 dst.)


Pasal 864.

H.G.H. memberikan putusan atas permohonan-permohonan dan surat-surat yang diajukan kepadanya kecuali jika diperbolehkan pengajuan risalah-risalah tambahan atau diperintahkan untuk memasukkan risalah-risalah tambahan itu. (Rv.145,:329-40, 859, 862.)


Pasal 865.

Jika pengaduan beralasan, maka hakim yang bersangkutan dihukum untuk membayar biaya, ganti rugi dan bunga kepada pengadu. (KUHPerd. 1246; Rv. 607.)

Perkara dalam hal itu atas perintah H. G. H. diserahkan kepada majelis dan diputus dalam tingkat tertinggi. (Rv. 266 dst.)


Pasal 866.

Dicabut dengan S. 1872-13.